Warta

Ali Mashan: NU Bukan Nunut Urip

Kamis, 4 Mei 2006 | 01:00 WIB

Jember, NU Online
Ketua PWNU Jawa Timur KH. Ali Mashan Moesa mengingatkan warga nahdliyyin untuk tidak menjadikan organisasi Nahdlatul Ulama sebagai tumpuan hidup. Dikatakannya, NU bukan tempat bergantung, melainkan lembaga sosial keagamaan yang menekankan pengabdian kepada  Allah SWT dan masyarakat.

“NU itu bukan nunut urip (numpang hidup: Red),” kata Cak Ali, panggilan akrab KH. Ali Mashan Moesa saat memberikan ceramah Maulid Nabi SAW sekaligus pelantikan Pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kaliwates, di halaman masjid Al-Huda, Jl. Gajahmada, Jember, Rabu (3/5).

<>

Istilah nunut urip ini sengaja dipakai Cak Ali untuk menyindir para anggota dan pengurusnya yang hanya mencari untung dengan ber-NU. Fenomena ini, katanya, bisa dilihat menjelang perhelatan politik seperti pilkada dan pilgub. Banyak yang tiba-tiba menjadi warga NU dengan membuat Kartanu atau semacam kartu identistas NU. “Padahal, warga NU yang asli tidak punya Kartanu”, katanya.

Kendati demikian, NU tidak melarang warganya memerankan diri sebagai pejabat. Cak Ali mengatakan, jangan sampai untuk keperluan jabatan itu ada yang menjual nama NU. Baginya, mengejar jabatan boleh saja asal sebagai wasilah (perantara) untuk mengabdi kepada bangsa dan agama. “Itu yang baik”, ujarnya.

Pada kesempatan yang sama sesepuh NU, KH. Khotib Umar juga menyampaikan hal serupa. "Saat ini banyak orang mencari ikan di kolam NU. Padahal seharusnya, wargalah yang memberi NU bibit ikan untuk bekal kehidupan dan perjuangan NU. Ya, kalau ingin mencari ikan, jangan sekali-kali dekat dengan NU. Sebab, itu tak akan didapat”, ujarnya.

Pengurus MWC NU Kaliwates masa khidmat 2005-2010 diketuai oleh Drs. Muhammad Nur, dan Ahmad Rifa’ie di posisi Sekretaris. Sedangkan Rais Syuriah dipegang KH. M. Tajuddin Anwar, dibantu Ust. Samsul Arifin selaku Katib. (ary)

Kontributor NU Online di Jember: Aryudi


Terkait