Warta

“Wacana” Pemilihan Rais Aam Tidak Mengemuka

Selasa, 10 Januari 2012 | 06:37 WIB

Malang, NU Online
Berbeda dengan kegiatan Kongres atau Muktamar NU dan beberapa badan otonomnya seperti Ansor, Muslimat, Fatayat, dan Sarbumusi yang biasa diramaikan dengan bursa kandidat ketua umum, suasana Muktamar XI Jam’iyyah Ahlilth Thariqah al-Muktabarah an-Nahdliyah (Jatman) terasa biasa saja.

Di sepanjang jalan menuju lokasi Pondok Pesantren Al-Munawwariyah, Bululawang, Malang, yang akan dihadiri presiden RI ini tak ada satu pun spanduk bergambar para calon pucuk pimpinan thariqat NU ini. Selain bendera NU dan umbul-umbul Muktamar XI yang terpasang di sepanjang jalan, hanya ada ucapan selamat datang dari tokoh masyarakat setempat dan pihak sponsor.<>

Muktamar XI Jatman, sebagaimana dalam Bab VIII draft tata tertib, mengagendakan pengangkatan Rais Aam, pemimpin tertinggi organisasi tarekat di bawah naungan Nahdlatu Ulama ini. Namun agenda ini tidak menjadi inti dari pelaksanaan Muktamar. Beberapa jamaah tarekat yang tekah hadir di lokasi pun menolak berkomentar ketika NU Online menanyakan seputar pemilihan Rais Aam.

“Di kalangan tarekat membicarakan Rais Aam itu dianggap sesuatu yang tabu,” kata salah seorang calon peserta dari Salatiga, Jawa Tengah yang telah hadir.

Dalam draft tata tertib Muktamar XI Jatman Bab VIII pasal 20, Rois Aam organisasi tarekat NU ini tidak dipilih langsung oleh peserta muktamar, namun dilakukan oleh Majelis Ifta’yang terdiri dari rois, anggota majelis dari Idaroh Aliyah (pengurus besar) dan sembilan orang dari perwakilan Idaroh Wustho (Pengurus Wilayah).



Redaktur: Mukafi Niam
Penulis   : A. Khoirul Anam


Terkait