Warta

Ansor Jateng: Muktamar Makassar Paling Gawat

Selasa, 16 Februari 2010 | 02:00 WIB

Brebes, NU Online
Ketua Pengurus Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Tengah Jabir Al-Faruqi menyatakan, Muktamar mendatang dianggap paling gawat sepanjang sejarah NU. Menurut Jabir, terdapat gelagat bahwa para muktamirin dan kandidat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tidak lagi mengindahkan akhlakul karimah  dalam percaturan pemilihan Ketua Umum tanfidziyah.

”Padahal, misi utama NU adalah pada keutamaan akhlakul karimah. Muktamar nanti paling gawat, bila para penyelenggara maupun muktamirin tidak lagi mengindahkan akhlakul karimah,” ungkap Jabir usai peringatan 40 hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid di Lapangan Asri Bumiayu Brebes Senin (15/2).<>

Muktamar, kata Jabir, bukan ajang pemilihan Pengurus belaka. Tapi bagaimana agar akhlakul karimah NU dikembalikan seperti sedia kala. Tidak dicampuradukan dengan politik, sikat menyikat kandidat dan berbagai ajang perkumpulan yang sia-sia.

”Sepeninggal Gus Dur, perlu ada yang berani menjadi tameng pertahanan akhlak, jangan sampai ‘menjual’ idealisme NU,” tandasnya.

Peringatan 40 hari wafatnya Gus Dur digelar Pengurus Anak Cabang (PAC) GP Ansor Bumiayu Brebes. Ketua PAC GP Ansor Bumiayu H Zaenal Arifin menjelaskan, kegiatan ini sekaligus pelantikan Pengurus PAC Ansor Bumiayu periode 2010-2013.

Selain pengajian umum, paginya digelar pawai taaruf antar organisasi Islam di bawah naungan NU dan dari lintas agama. Sedang untuk besok pagi (16/2) digelar dialog bedah pemikiran kontroversial Gus Dur.

Hadir dalam pengajian tersebut, Ketua PC NU Brebes H Athoillah, Bupati Brebes H Indra Kusuma S Sos, Ketua PC Ansor H Agus Mudrik Khaelani,  Kapolres Brebes Beno AKBP Beno Louhenapessy, dan Warga Nahdliyin lainnya. (Was)


Terkait