Para jamaah haji Indonesia yang saat ini sudah berada di lembah Arofah diharapkan senantia bersabar dan bertawakkal kepada Allah SWT. Jamaah haji juga hendaknya dapat saling tolong-menolong dengan sesamanya dan tidak terlibat dalam persengketaan.
Jamaah haji juga diharapkan tidak terlibat dalam perilaku kejelekan, terutaman perilaku saling menggunjing dan menghina sesama. Karena si waktu haji, segala keadaan apa saja dapat terjadi pada diri seseorang. <<>br />
Demikian dinyatakan Atase Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia M. Luthfi Zuhdi dalam perbincangan dengan NU Online, Senin (15/11) menjelang pelaksanaan wukuf di Arofah. Menurut Lutfi, seringkali kondisi yang dirasakan seseorang tidaklah seperti yang tampak secara kebanyakan.
"Namanya sedang haji, seseorang sedang berkomunikasi langsung dengan Allah, maka apa saja dapat terjadi. Sehingga kita tidak perlu membuat penilaian macam-macam tentang keadaan seseorang," tutur Lutfi.
Sementara dalam kesempatan berbeda, Naib Amirul Haj KH Hasyim Muzadi menyatakan, tidak satupun pihak yang dapat mengetahui hakikat seseorang yang sedang menjalnkan ibaddah haji. Hanya Allah yang dapat mengetahui mabrur atau tidaknya haji seseorang.
"Manusia hanya dapt berdoa dan berusaha secara optimal. Tidak ada yang tahu, apakah haji seseorang mabrur atau tidak, kecuali hanya Allah," tandas Hasyim. (min/Laporan langsung Syaifullah Amin dari Arab Saudi)