Jakarta, NU Online
Presiden World Conference on Religion and Peace (WCRP) KH Hasyim Muzadi menyebut Amerika Serikat (AS) dan Israel adalah sumber dari segala kekacauan dunia. Menurutnya, jika rencana Israel yang tentu didukung AS untuk menyerang Iran benar-benar dilakukan, maka, semakin jelas siapa sebetulnya penyebab ketidakamanan dunia.
“Dunia akan semakin tahu sumber kekacauan dunia selama ini,” jawab Hasyim menjawab pertanyaan wartawan terkait rencana Israel yang akan menghancurkan fasilitas pengayaan nuklir Iran lewat serangan nuklir. Hal itu disampaikannya usai bertemu Duta Besar Swiss untuk Indonesia Bernardino Regazzoni di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Selasa (9/1)
<>Dengan demikian, lanjutnya, anggapan bahwa kelompok-kelompok fundamentalis atau ekstrimis yang selama ini dituduh sebagai biang teror akan terhapus dengan sendirinya. “Selama ini kan yang dituding, fundamentalis-lah, ekstrimis-lah,” ujar Hasyim yang juga Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Menurut Hasyim, di WCRP—organisasi yang menghimpun pemuka agama di seluruh dunia—semakin sadar bahwa agama tak lagi relevan jika harus terus dikait-kaitkan dengan tindakan kejahatan kemanusiaan yang terjadi selama ini. Agama, tegasnya, harus dipisahkan dari kejahatan.
“Agresi AS ke Irak sampai eksekusi mati Saddam Hussein tidak ada hubungannya dengan agama. Ditegaskan saja bahwa itu (AS) cari minyak. Itu soal imperialisme murni. Tidak perlu lagi di-kamuflase dengan tema agama,” terang Hasyim yang juga Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars (ICIS).
Apa yang akan dilakukan Israel terhadap Iran, kata Hasyim, pasti tak akan jauh berbeda dengan Irak. Kepentingan ekonomi lebih mendominasi atas tindakan negara sekutu AS tersebut. Hal itulah yang harus segera disadari oleh umat Islam, terutama di Timur Tengah yang seakan tak pernah berhenti bergejolak.
Pertengkaran antara kaum Syiah dan Sunni di Irak, kata Hasyim, merupakan upaya licik dari AS untuk memecah-belah umat Islam. Pasalnya konflik tersebut muncul setelah AS meng-agresi negeri 1001 Malam itu. Menurutnya, sebelum itu tak pernah terjadi keributan di antara keduanya.
“Antara Sunni-Syiah, sebelum invasi (AS terhadap Irak) itu tidak ada konflik. Mereka hidup berdampingan, termasuk dengan kalangan Ahlussunnah Wal Jamaah. Sejak invasi, mereka mulai diadu-domba dan mereka tidak paham,” ungkap Hasyim. (rif)