Beredar Kitab Kuning Hasil Modifikasi dan Tak Orisinil Lagi
Kamis, 28 Februari 2008 | 23:10 WIB
Kalangan Nahdliyin (sebutan untuk warga Nahdlatul Ulama/NU) dan para kiai perlu waspada. Pasalnya, kini beredar kitab kuning (kitab klasik) yang merupakan hasil modifikasi dan isinya sudah tidak orisinil (asli) lagi.
Demikian disampaikan Rais Syuriyah Pengurus Wilayah NU Jawa Timur saat menjadi pembicara utama pada acara Pelatihan untuk Pelatih “Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah” di Kantor PWNU Jatim, Surabaya, beberapa waktu lalu.<>
Kiai Miftah—begitu panggilan akrabnya—mengungkapkan hal itu menurut hasil penelitiannya selama ini. Menurutnya, kitab-kitab yang umumnya menjadi rujukan para ulama NU itu telah banyak cetak ulang dan beredar di sejumlah negara di Timur Tengah.
“Namun telah dimodifikasi sedemikian rupa dengan menghilangkan bab-bab yang berisi tradisi dan amaliah para ulama salafus sholih, seperti, ziarah kubur, barzanji, karomah waliyullah, dan lain-lain,” ungkap Kiai Miftah seperti dilaporkan Kontributor NU Online di Surabaya, Ahmad Farid.
Kitab tersebut, katanya, diterbitkan dalam berbagai bentuk: buku maupun digital (compact disk). Selain itu, beredar pula di sejumlah situs di internet. "Itu harus kita waspadai. Sebab, kita sering menjadikannya sebagai referensi," tandasnya.
Acara yang diselenggarakan Majelis Wakil Cabang NU Paciran, Lamongan, itu juga dihadiri jajaran PWNU Jatim, di antaranya, Shonhadji Sholeh, Sholeh Hayat, Ahmad Saerozi (Ketua PW Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Jatim) dan Abdul Wahid Asa (Pemimpin Umum majalah AULA).
Ketua MWC NU Paciran, Khoirul Anwar, menuturkan, pelatihan tersebut digelar untuk menyiapkan kader-kader NU yang memiliki pengetahuan tentang Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) yang cukup. “Dan, diharapkan mampu menjadi ideolog Aswaja,” ujarnya. (rif)