Para elit Nahdlatul Ulama (NU) diminta untuk mengurangi aktivitasnya di politik praktis. Sebaliknya, permasalahan mendasar yang dihadapi umat harus lebih diperhatikan.
Demikian dikatakan Ketua Pengurus Cabang NU Jember, Jawa Timur, KH Muhyiddin Abdusshomad, di Jember, Rabu (20/2) kemarin.<>
Kiai Muhyiddin—begitu panggilan akrabnya—mengatakan, saat ini warga NU resah atas banyaknya pihak-pihak tertentu yang ‘menyerang’ Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja), paham yang dianut NU selama ini.
“Sudah sejak lama Aswaja yang mereka diserang dan dilecehkan. Namun, belum ada perlawanan yang sepadan dari NU sendiri,” terang Kiai Muhyiddin.
Menurut dia, kegiatan sejumlah elit NU di politik praktis sudah melebihi batas. Akibatnya, paham Aswaja NU tak terurus. Bila hal itu tidak segera dihentikan, maka akan sangat berbahaya bagi keberadaan NU sendiri.
“Mereka (warga NU) bingung dan butuh bimbingan. Sementara, bapaknya (baca: elit NU) asyik berebut kursi gubernur. Orang lain semakin gampang nyerobot masuk,” tandasnya.
Ia menambahkan, saat ini, warga NU di lapisan bawah membutuhkan arahan dan bimbingan. Karena itu, para elit NU diharapkan turut memikirkan dan memperhatikan masalah umat.
“Karena, paham Ahlussunnah (wal Jamaah) terus diserang dan dilecehkan. Sementara, mereka lebih banyak tidak memahami dasar amalan mereka,” tutur pengasuh Pondok Pesantren Nuris, Jember, itu. (rif)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua