Tanggal 2-6 Juli lalu, rombongan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berkunjung ke Yordania untuk melakukan sosialisasi berkaitan akan digelarnya International Conference of Islamic Scholars (ICIS) pada 20-22 Juni mendatang. Rombongan terdiri dari Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi, Ketua PBNU Bidang Urusan Luar Negeri Rozy Munir, Wakil Sekretaris Jenderal Iqbal Sullam, Mutammimah Hasyim dan Mufidah Rozy Munir.
Jadwal kegiatan rombongan yang dipimpin Hasyim, sangat padat. Setibanya di kota Aman (ibukota Yordania), rombongan melakukan pertemuan dengan Raja Yordania Abdullah II untuk membicarakan ICIS II yang akan diikuti oleh ulama dan cendikiawan yang mewakili 57 negara.
<>Selain bertemu dengan raja, rombongan juga melakukan pertemuan dengan Pangeran Ghozi Bin Muhammad dan Dr Abdus Salam Al-Abbadi, Sekretaris Jenderal Yordania Hashemite Charity Organization.
Ketua PBNU Urusan Bidang Luar Negeri Rozy Munir mengatakan, ICIS II mendapat sambutan luar biasa dari tokoh-tokoh agama yang ditemui rombongan PBNU. Hasil dari kunjungan itu, Raja Abdullah dan sejumlah tokoh lainnya menyatakan kesiapannya untuk hadir pada hajatan besar PBNU itu. ”Tanggapan Raja Yordan dan ulama sana soal ICIS II sangat baik,” kata Rozy, begitu ia akrab disapa.
Usai bertemu dengan raja, rombongan kemudian menyempatkan diri berziarah ke makam Nabi Su’aib. Di makam nabi yang sangat bersejarah itu, Hasyim memimpin doa para anggota rombongan. Doa yang dibaca tentu khas NU, yaitu tahlil dan kalimat-kalimat thoyyibah lainya. ”Sebelum berdoa, kita solat sunnah dulu. Kita membaca doa dengan khusyuk sekali,” cerita Rozy.
Selain itu, rombongan Hasyim juga menyempatkan diri berkunjung ke goa Kahfi, yang juga sangat bersejarah bagi umat Islam di dunia. Bagi orang yang belum pernah, mengunjungi gua tersebut pasti menjadi impian. ”Kita juga menyempatkan berkunjung ke goa Kahfi. Kujungan ke goa itu sangat berkesan bagi kami,” ungkapnya.
Laut mati, yang airnya dipercaya dapat menyembuhkan penyakit kulit juga tidak luput dari perhatian rombongan PBNU. Meski tidak lama, Hasyim beserta rombongan menyempatkan merasakan laut yang kadar garamnya cukup tinggi itu. ”Saya terjun ke laut mati itu. Saya bisa terapung, karena kader garamnya yang tinggi. Anda pun di sana bisa terapung,” tuturnya.
Rombongan PBNU lantas melakukan perrtemuan dengan mahasiswa Indonesia yang belajar di Yordania. Pertemuan yang dikemas dengan acara jamuan makan malam itu di laksanakan di rumah duta besar Indonesia untuk Yordania, Ribhan Wahab. Ikut dalam pertemuan itu mahasiswa NU yang sedang menimba ilmu di sana. ”Sekitar 50 mahasiswa Indonesia ikut dalam pertemuan itu,” katanya.
Satu hal lagi yang membuat rombongan PBNU merasa gembira adalah rencana didirikannya Pengurus Cabang Istimewa (PCI) Yordania oleh kader-kader NU di negara yang terkenal dengan obyek wisatanya itu. ”Mereka telah siap untuk mendirikan PCI NU Yordania. Saya kira itu ide yang baik untuk mengembangkan NU di luar negeri,” ungkap Rozy. (Ahmad Millah Hasan)