Warta

Chavez Usir Penginjil AS

Kamis, 13 Oktober 2005 | 06:00 WIB

Venezuela, NU Online
Presiden Venezuela  Hugo Chavez, Rabu memerintahkan misi pengabar injil Suku Baru AS  yang bekerja dengan kelompok-kelompok  pribumi untuk meninggalkan negara itu setelah menuduh mereka sebagai "penyusupan imperialis" dan mata-mata.

Chavez, mantan anggota pasukan payung, yang mengatakan revolusi sosialisnya melawan pengaruh AS, menangguhkan izin misionari asing  Agustus setelah pengabar injil AS Pat Robertson mengimbau Washington untuk membunuh pemimpin sayap kiri itu. Robertson kemudian meminta maaf.

<>

"Saya telah memberikan perintah itu, Suku-Suku Baru, apa yang disebut Suku-Suku Baru, harus meninggalkan Venezuela. Ini adalah benar-benar penyusupan imperialis, yang membuat saya malu," kata Chavez yang mengenakan seragam militer dan baret merah.

"Ini adalah penyusupan imperialis, CIA , mereka mengumpulkan informasi penting dan strategis,  disamping itu mereka juga  mengeksploitir  penduduk pribumi kita," katanya. "Kita tidak ingin memperlakukan mereka dengan kasar, tapi hanya  memberikan mereka  waktu untuk berkemas-kemas dan pulang."

Ia tidak mengatakan kapan misi itu akan meninggalkan Venezuela  dan tidak mengungkapkan bukti tuduhan-tuduhannya. Chavez, yang  dipuji oleh para pendukungnya karena memperjuangkan kaum miskin, mengemukakan hal itu dalam satu acara  di Negara bagian Apure untuk menyerahkan tanah, traktor dan kredit untuk membantu kelompok pribumi.

Misi Suku Baru yang berpusat di Florida, sebuah kelompok pengabar injil  yang melatih dan mengkoordinasi misi-misi untuk mengajar di daerah-daerah terpencil, memiliki 160 pengabar injil di Venezuela  yang bekerja dengan 12 kelompok pribumi, kata Situsnya.

Pengumuman itu dikeluarkan beberapa hari setelah Robertson, seorang pemimpin konservatif Kristen  yang mendukung Presiden AS George W.Bush yang mengecam Chavez, menuduh dia mendanai Osama bin Laden dan berusaha memperoleh bahan atom dari Iran. "Para pejabat Venezuela menolak tuduhan-tuduhan baru itu sebagai " tak masuk akal."

Chavez sering menuduh Washington berusaha menggulingkan atau membunuhnya. Para pejabat AS membantah tuduhan itu sebagai sembarangan, retorika untuk mencari kepopuleran, tapi mengatakan pemimpin Venezuela itu bekerjasama dengan Presiden Kuba Fidel Castro untuk merusak demokrasi rejional.

Kendatipun hubungan politik yang tegang dan saling kecam tidak membuat Venezuela, ekporter nomor lima minyak dunia, menghentikan penjualan sebagian besar minyaknya ke AS.
(atr/cih)

 


Terkait