Jakarta, NU Online
Desakan dibubarkannya Front Pembela Islam (FPI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mendapat dukungan dari Liga Mahasiswa untuk Demokrasi (LMND). Organisasi kemahasiswaan pro-demokrasi ini mendukung dibubarkannya organisasi Islam radikal yang kerap menggunakan kekerasan atas nama Islam.
LMND menilai, FPI beserta kelompok Islam radikal lainnya merupakan milisi sipil-reaksioner. Jika kelompok-kelompok itu masih dipertahankan, maka perjuangan demokrasi di Indonesia tidak akan pernah terwujud.
<>“Bubarkan semua milisi sipil-reaksioner yang menjadi penghalang demokrasi sejati,“ kata Lalu Hilman Afriandi, Ketua Eksekutif Nasional LMND dalam pernyataan politiknya di Kantor LMND, Jalan Tebet Barat Raya, Jakarta Selatan, Sabtu (27/5) kemarin.
Sebelumnya, Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Gerakan Pemuda Kebangkitan Bangsa (Garda Bangsa) dan sejumlah warga NU lainnnya yang tergabung dalam Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU) mendatangi Mabes Polri di Jakarta (26/5) lalu. Mereka mendesak kepolisian untuk segera membubarkan FPI, MMI dan HTI karena aksi-aksinya selama ini dinilai kerap meresahkan masyarakat.
Tuntutan itu juga merupakan reaksi atas peristiwa pembubaran paksa dialog lintas agama yang berujung pada pengusiran mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) oleh massa FPI, MMI dan HTI di Purwakarta, Jawa Barat (23/5) lalu.
Dalam kasus pengusiran terhadap Gus Dur itu, Hliman menilai, hal itu menunjukkan bagaimana rezim moral mencoba memaksakan kehendak melebihi kewenangan hukum. “Sebelumnya, di Jakarta mereka (FPI, dkk) juga diisukan mau melakukan razia terhadap orang berpakain seksi, sehingga membuat orang semakin ketakutan, dan kebebasannya sebagai indivdu terancam,“ ujarnya. (rif)