Warta

Deteksi Kanker Serviks dan Payudara Sejak Dini

Senin, 17 Oktober 2011 | 05:26 WIB

Semarang, NU Online
Setiap wanita memiliki potensi untuk terserang penyakit kanker mulut rahim (serviks) dan kanker payudara. Seringkali perempuan tidak menyadari telah terjangkiti penyakit tersebut. Tahu-tahu saat merasakan sakit, baru ketahuan kalau menderita kanker di organ kewanitaannya. Yaitu serviks dan payudara. Bahkan sering kali dokter telah mendeteksi kankernya sampai stadium empat (parah) saat si perempuan berobat.
<>
Dokter Septi Zuliningsih dari Yayasan Peduli Kanker Indonesia (YPKI) menyampaikan hal itu dalam Seminar “Deteksi Dini Penyakit Kanker Serviks dan Kanker Payudara pada Perempuan di Usia Produktif” yang diselenggarakan Pimpinan Wilayah Fatayat Nahdlatul Ulama (PWFNU Jateng) di Aula Aula PWNU Jateng Jl Dr Cipto 180 Semarang, Ahad (16/10). .

Seminar dihadiri, Wakil Ketua PWNU Jateng Najahan Musyafa, para anggota PWFNU Jateng dan perwakilan Pimpinan Cabang Fatayat NU se-Jawa Tengah.

Septi mengingatkan, kanker serviks  adalah penyakit  yang menyebabkan kematian tertinggi untuk para wanita  di Indonesia. Nomor dua adalah penyakit kanker payudara. Karena itu sejak dini harus dideteksi dan sebisa mungkin dicegah.

 “Kanker serviks adalah pembunuh wanita nomor satu di Indonesia. Nomor duanya kanker payudara, kita harus mendeteksi sejak dini,” tuturnya seraya memaparkan data berupa foto dan video pasien penderita kanker tersebut. 

Lebih lanjut dia menerangkan, penyebab penyakit tersebut adalah human papiloma virus (HPV). Pemicu awal bisa disebabkan kebiasan wanita yang salah kaprah. Diantaranya, seringnya mencuci vagina dengan  antiseptik tanpa anjuran dokter. Lalu, Seringnya menaburi vagina dengan bedak sehingga menimbulkan iritasi.

Dari faktor makanan, yang banyak mengandung bumbu masak (MSG), pengawet, pewarna, dan yang banyak mengandung lemak. Selain itu, wanita yang merokok dan menggunakan Pil KB terlalu lama.

Adapun gejalanya, sambung dia, dimulai dengan keputihan yang berlebihan, berbau busuk, berwarna pink atau  kecoklatan, bisa juga disertai pendarahan. Atau menstruasi abnormal dan nyeri saat berhubungan seksual.

Jika terjadi demikian, harus segera periksa ke dokter. Jika wanita berumur diatas 30 tahun dan telah menikah dianjurkan untuk secara rutin melakukan pemeriksaan Pap Smear setahun sekali.

Saat ini di Indonesia telah tersedia vaksin untuk pencegahan penyakit kanker serviks, dan akan lebih effektif jika diberikan pada wanita usia antara 16 sampai 29 tahun yang dilakukan bertahap sebanyak 3 kali. Yaitu bulan pertama, kedua dan diulang pada bulan ke 6.

“Namun pencegahan paling baik, lanjutnya, adalah menjalani hidup sehat,” pungkasnya.

Usai seminar, peserta mendapat layanan pap smear untuk deteksi dini yang dilakukan oleh dokter Dian Yunita dan rekan-rekannya dari YPKI.

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Muhammad Ichwan


Terkait