Sikap politik pemerintah Australia dalam masalah krisis kemanusiaan yang menimpa rakyat Palestina di Jalur Gaza akibat aksi brutal militer Israel di Jalur Gaza "sangat mengecewakan".
"Mereka (pemerintah Australia) tidak mencoba melihat masalahnya secara adil dan obyektif," kata Presiden Federasi Dewan Islam Australia (AFIC) Ikebal Adam Fatel di Brisbane, Jumat (16/1), seperti ditulis Antara.<>
Pemerintah Australia, misalnya, tidak melihat serangan membabi buta militer Israel ke wilayah Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 1000 orang warga Palestina sebagai "masalah kemanusiaan", katanya.
Ikebal mengatakan, ia pun belum menerima balasan atas surat tertanggal 31 Desember 2008 yang ia kirimkan kepada Menteri Luar Negeri Australia Stephen Smith berisi kritik AFIC pada "sikap diam" dan keengganan Canberra mengutuk aksi Israel di Gaza.
Dalam surat tiga halamannya itu, Ikebal mengeritik standar ganda pemerintah Australia dalam menyikapi isu Palestina, khususnya aksi kejahatan kemanusiaan militer Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Bahkan, pemimpin AFIC ini membandingkan sikap berbeda pemerintah Australia pada masalah rakyat Palestina itu dengan dukungan besar Canberra pada rakyat Timor Timur (Timtim).
Dalam kasus Timtim, pemerintah Australia tidak hanya bersedia mengubah kebijakannya selama 25 tahun dan melawan "negara tetangga terbesarnya" (Indonesia). Pemerintah Australia juga memobilisasi dukungan internasional, melibatkan tentaranya, dan menggunakan uang pajak rakyatnya untuk membantu "kemerdekaan" Timtim.
Dukungan tersebut masih terus diberikan kepada rakyat Timtim supaya mereka bisa memimpin sendiri dan mandiri secara ekonomis.
Dalam masalah Palestina, pemerintah Australia total diam. "Sikap diam Australia di tengah krisis buruk yang menimpa rakyat Palestina ini memekakkan (telinga)," katanya dalam suratnya tertanggal 31 Desember 2008 yang tembusannya dikirimkan ke semua pemimpin partai politik di Australia, Sekjen PBB, dan Sekjen Organisasi Konferensi Islam (OKI) itu.
Ikebal mengatakan, pemerintah Australia telah mengabaikan fakta bahwa beberapa ribu keluarga Australia punya sanak saudara yang ikut menjadi korban aksi terorisme negara Israel terhadap rakyat Palestina itu.
Komunitas Arab Muslim dan Kristiani sedih dan marah pada apa yang sedang terjadi di tanah tumpah darah mereka saat ini. "Mereka marah pada pemerintah Australia yang kurang bertindak, berucap maupun menunjukkan sedikit simpati kepada para korban konflik ini. Umat Islam dan Kristiani Australia sepatutnya prihatin dengan keselamatan dan keamanan tempat-tempat suci mereka di Palestina," katanya. (dar)