Bogor, NU Online
Usulan penarikan pasukan AS dan sekutunya dari Irak dan digantikan oleh pasukan dari negeri-negeri muslim untuk menghindari kevakuman telah menempatkan Indonesia menjadi prioritas utama sebagai negara pengirim pasukan perdamaian.
Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah Dr. Alwi Syihab mengungkapkan Indonesia pasti diterima karena dianggap tidak memiliki kepentingan tertentu selain menjaga perdamaian.
<>“Kalau dari negara Arab tertentu, mereka takut afiliasinya dengan kelompok Sunni atau Syiah dan bertindak untuk kepentingan kelompoknya,” tuturnya dalam konferensi pers seusai penutupan konferensi, Rabu.
Namun demikian, mantan menlu era Gus Dur ini belum bisa memastikan sampai kapan pasukan AS dan pasukan pengganti dari negara-negara Muslim siap karena ia tidak lagi dalam posisi yang bisa menentukan dalam pemerintahan.
Alwi juga menuturkan bahwa para delegasi juga semakin menunjukkan semangat untuk menyelesaikan masalah secara bersama-sama tanpa menyalahkan fihak lainnya.
“Tiap konferensi tentang Irak yang lalu-lala, selalu diliputi oleh argumentasi yang keras dan panas, tapi kita patut bersyukur selama persidangan dan diskusi di Bogor ini, walaupun disana-sini, terdengar argumentasi yang keras, tetapi dalam koridor kesantunan,” ungkapnya.
Konferensi kali ini memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para delegasi untuk menyampaikan argumentasi dalam rangka memperoleh hasil yang optimal dan disepakati oleh semua fihak yang terlibat.
“Pada rumusan akhir dari deklarasi Bogor ini, kami membentuk tim kecil dan sengaja tim tersebut dipilih yang komposisinya mencerminkan kedua kelompok sehingga hasil yang dicapai deklarasi ini betul-betul mencerminkan keinginan semua fihak,” tandasnya. (mkf)