Warta

Fatayat NU Desak BPOM Umumkan Susu Formula Berbahaya

Jumat, 29 Februari 2008 | 11:34 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PP Fatayat NU mendesak agar Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) segera mengumumkan produk susu yang diduga mengandung bakteri berbahaya "enterobacteri sakazaki".

“Ini penting agar masyarakat tidak resah dan segera tahu produk-produk susu yang berbahaya,” katanya kepada NU Online, Jum’at (29/2).

<>

Selanjutnya, produk yang terbukti berbahaya itu harus segera ditarik dari peredaran dan produsennya segera diberi sanksi untuk melindungi konsumen dari kejadian yang sama dimasa mendatang.

Tim peneliti IPB, dalam risetnya menemukan bahwa 22,73 persen susu formula (dari 22 sampel) dan 40 persen makanan bayi (dari 15 sampel) yang dipasarkan antara bulan April hingga Juni 2006 telah terkontaminasi "Enterobacter sakazakii". Sampel makanan dan susu formula yang diteliti berasal dari produk lokal.

Maria Ulfa yang juga anggota komisi IX DPR RI tersebut menyatakan bahwa ia sudah menerima masukan dari masyarakat mengenai masalah ini dan anggota dewan sepakat untuk membahasnya pekan depan.

Ditengah-tengah keresahan masyarakat ini, Ia juga menyesalkan sikap Menteri Kesehatan Fadhillah Supari yang meragukan hasil penelitian tersebut dan menganggapnya tidak netral. “Saya percaya bahwa penelitian yang mereka lakukan valid. Seharusnya, Menkes tidak berkomentar dulu sebelum meminta klarifikasi dari fihak IPB,” paparnya.

Bukan hanya konsumen yang meminta klarifikasi, sejumlah pedagang menyatakan, pemberitaan tentang temuan bakteri pada susu formula sangat memukul pedagang karena hasil penjualannya menurun drastis. Karena itu mereka meminta agar situasi ini segera jelas.

Misalnya Liem, biasa menjual susu formula hingga 10 karton atau dus ukuran besar dalam sehari, namun sejak dua hingga tiga hari belakangan hanya mampu memasarkan empat-lima karton.

Tak Perlu Panik

Masyarakat diharapkan tidak panik atas situasi ini. Menurut situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kelompok rentan terhadap bakteri itu adalah bayi prematur (kehamilan kurang dari 37 minggu), bayi berat badan lahir rendah (kurang dari 2.000 gram), atau bayi dari ibu yang terindikasi HIV/AIDS. Bakteri tersebut juga akan mati jika dipanaskan dalam air 70 derajat celcius.

Sri Estuningsih, pengajar Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor yang juga salah satu peneliti susu formula dan makanan bayi itu, menjelaskan gejala-gejala seperti demam tinggi, kejang, dan diare, perlu dilihat kaitannya dengan E sakazakii serta korelasinya dengan susu formula sehingga penyakitnya bisa segera diatasi. (mkf)


Terkait