Direktur FBI (Biro Penyelidik Federal Amerika Serikat), Robert Mueller, membela langkah lembaganya menggunakan informan di dalam masjid. Langkah ini menuai protes dari berbagai organisasi Muslim. Pasalnya, para jamaah dan ulamalah yang menjadi target, bukannya pelaku potenisial terorisme.
Komentar Muller terlontar beberapa hari usai organisasi Muslim Michigan meminta Departemen Kehakiman untuk menyelidiki keluhan terhadap tindakan FBI ini. Badan penyelidik pusat tersebut meminta warga Muslim untuk memata-matai para pemimpin Muslim dan jamaah.<>
Keluhan yang sama sebelumnya pernah muncul menyusul pernyataan FBI awal tahun ini, bahwa mereka menaruh mata-mata di masjid dan Islamic Center di California Selatan. ''Kami tak menyelidiki tempat (masjid), kami menyelidiki individu-individu,'' kata Mueller dalam jumpa pers di Los Angeles, Senin (8/6).
''Untuk mencari kemungkinan adanya bukti atau informasi lain dari tindakan kriminal, maka kami akan tetap melakukan penyelidikan itu,'' kata Mueller. ''Kami akan terus melakukannya.'' Ia mengatakan hubungan (FBI) dengan Muslim AS 'sangat baik', namun ia menyadari ada juga yang tak sepakat.
Dewan Organisasi Islam di Michigan mengirimkan surat kepada Jaksa Agung AS, Eric Holder, setelah sejumlah jamaah masjid dan anggota sebuah kelompok Muslim lainnya diminta FBI untuk memonitor jamaah yang datang ke Masjid dan infak yang mereka keluarkan. Kantor FBI di Detroit membantah melakukan ini.
Di California, informasi tentang informan yang memata-matai Irvine Islamic Center terkuak dalam persidangan terhadap Ahmadullah Niazi, saudara tiri pengawal Osama bin Laden, pada Februari lalu. Niazi, warga naturalisasi AS asal Afghanistan, dituduh berbohong tentang hubungannya dengan terorisme dalam formulir paspor dan kewarganegaraannya.
Pemimpin Muslim setempat menyatakan mencurigai sejak 2006 bahwa FBI mencoba menyusupi organisasi Muslim di kawasan tersebut. ''Sejarah membantah pernyataan Mueller (tentang hubungan FBI-Muslim), setidaknya di California Selatan,'' kata Shakeel Syed, salah satu pemimpin Lembaga Shura Islam di California Selatan.
''(Pernyataan) itu tak meredakan apa pun, hanya semakin menunjukkan arogansi yang didemonstrasikan oleh FBI. Mereka menganggap anggota komunitas Muslim, ulama, masjid, sebagai tersangka,'' kata Syed, yang bersama rekan-rekan ulama lainnya meminta pemerintah menunjukkan catatan aksi mata-mata terhadap Muslim.
Para agen FBI dan jaksa penuntut mengatakan memata-matai masjid adalah salah satu senjata terbaik untuk menangkap teroris yang tersembunyi atau mengungkap ancaman terhadap keamanan negara.
Namun, tindakan ini muncul menjadi isu politik dan hukum yang pelik. Muslim menganggap mereka diawasi secara tidak adil. ''FBI memang harus melakukan apa yang harus dilakukan,'' kata Syed. Namun lembaga ini mencoba untuk menghasut dan menjebak orang-orang yang taat hukum.''
Lebih lanjut, Mueller mengatakan tak akan ada perubahan prioritas FBI dalam pemerintahan Obama. ''Kami tak akan pergi dari isu kontraterorisme,'' katanya. ''Kami tak akan merasa santai atas tanggung jawab kami dalam hal kontraterorisme atau kontraintelijen.'' (ap/arp)