Jakarta, NU Online
Gerakan Kebangkitan Rakyat (Gatara), mantan presiden organisasi bentukan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), diperkirakan akan sangat memengaruhi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kubu Muhaimin Iskandar.
Organisasi yang baru dideklarasikan Gus Dur di Jakarta, Rabu (3/12) lalu, itu bisa jadi akan banyak mengurangi perolehan suara PKB dalam Pemilihan Umum pada 2009 mendatang.<>
Pengamat Politik, Sukardi Rinakit, mengatakan hal tersebut di Jakarta, Kamis (4/12). "Bisa jadi terjadi pengurangan dukungan kalau gerakan Gatara itu dilakukan intensif, misal, Gus Dur keliling, bisa jadi memengaruhi perolehan suara PKB," katanya.
Meski begitu, Sukardi tidak yakin Gatara akan menjadi PKB model baru sebagai saingan PKB pimpinan Muhaimin. "Gatara, ya, Gatara. Menurut saya, boleh saja, tetapi ini sebagai gerakan yang tidak sejalan barangkali dengan PKB yang dipimpin Muhaimin," imbuh dia.
Pengamat Politik dari Universitas Airlangga, Surabaya, Airlangga Pribadi, punya pendapat berbeda. Menurutnya, Gatara penuh konflik kepentingan. Banyaknya tokoh yang hadir dalam deklarasi Gatara, dinilai mempunyai tujuan tertentu.
"Bisa saja nanti massa digiring untuk mendukung tokoh yang mendukung Gatara atau mendukung Gus Dur sendiri untuk Pilpres. Jelas di sini ada benturan kepentingan," katanya.
Dalam deklarasi Gatara hadir sejumlah tokoh. Di antaranya mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar Akbar Tandjung, Ketua Umum Komite Bangkit Indonesia Rizal Ramli, mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, Ketua Umum DPP Partai Buruh Mochtar Pakpahan, dan lain-lain.
Namun, Airlangga melanjutkan, Gatara masih merupakan ormas yang yang memosisikan diri sebagai kekuatan masyarakat sipil. Sehingga, Gus Dur dinilai masih mempunyai pengaruh yang cukup kuat.
Airlangga juga melihat berdirinya Gatara sebagai saluran aspirasi politik baru Gus Dur ketika PKB tidak bisa digunakan lagi untuk kendaraan politiknya. Hal ini, ujarnya, dapat dipastikan akan berimplikasi kepada PKB. (ini/rif)
Gerakan Kebangkitan Rakyat (Gatara), mantan presiden organisasi bentukan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), diperkirakan akan sangat memengaruhi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kubu Muhaimin Iskandar.
Organisasi yang baru dideklarasikan Gus Dur di Jakarta, Rabu (3/12) lalu, itu bisa jadi akan banyak mengurangi perolehan suara PKB dalam Pemilihan Umum pada 2009 mendatang.<>
Pengamat Politik, Sukardi Rinakit, mengatakan hal tersebut di Jakarta, Kamis (4/12). "Bisa jadi terjadi pengurangan dukungan kalau gerakan Gatara itu dilakukan intensif, misal, Gus Dur keliling, bisa jadi memengaruhi perolehan suara PKB," katanya.
Meski begitu, Sukardi tidak yakin Gatara akan menjadi PKB model baru sebagai saingan PKB pimpinan Muhaimin. "Gatara, ya, Gatara. Menurut saya, boleh saja, tetapi ini sebagai gerakan yang tidak sejalan barangkali dengan PKB yang dipimpin Muhaimin," imbuh dia.
Pengamat Politik dari Universitas Airlangga, Surabaya, Airlangga Pribadi, punya pendapat berbeda. Menurutnya, Gatara penuh konflik kepentingan. Banyaknya tokoh yang hadir dalam deklarasi Gatara, dinilai mempunyai tujuan tertentu.
"Bisa saja nanti massa digiring untuk mendukung tokoh yang mendukung Gatara atau mendukung Gus Dur sendiri untuk Pilpres. Jelas di sini ada benturan kepentingan," katanya.
Dalam deklarasi Gatara hadir sejumlah tokoh. Di antaranya mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar Akbar Tandjung, Ketua Umum Komite Bangkit Indonesia Rizal Ramli, mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, Ketua Umum DPP Partai Buruh Mochtar Pakpahan, dan lain-lain.
Namun, Airlangga melanjutkan, Gatara masih merupakan ormas yang yang memosisikan diri sebagai kekuatan masyarakat sipil. Sehingga, Gus Dur dinilai masih mempunyai pengaruh yang cukup kuat.
Airlangga juga melihat berdirinya Gatara sebagai saluran aspirasi politik baru Gus Dur ketika PKB tidak bisa digunakan lagi untuk kendaraan politiknya. Hal ini, ujarnya, dapat dipastikan akan berimplikasi kepada PKB. (ini/rif)
