Sebagian guru atau tenaga pendidik di lingkungan Lembaga Pendidikan (LP) Maarif Nahdlatul Ulama (NU) Brebes, belum memenuhi standar kompetensi dan profesionalisme. Hal itu terjadi lantaran proses rekrutmennya masih berbasis kekeluargaan dan tanpa kualifikasi yang jelas.
Demikian dikatakan Ketua Pengurus Cabang LP Maarif NU Brebes, Jawa Tengah, Syamsul Ma’arif, kepada NU Online di Kantor PCNU setempat, Senin (15/12) kemarin. “Dalam rekrutmen tenaga kependidikan, masih menganut paham kekeluargaan. Padahal, yang direkrut jauh dari kualifikasi,” jelasnya.<>
Salah satu akibat dari kondisi tersebut, kata Syamsul, tidak adanya semangat membangun kemandirian. Sejak berdirinya, LP Maarif NU tidak mampu mandiri dan selalu kewalahan dalam mengemas pendidikan yang bernuansa NU itu.
Padahal, LP Maarif NU merupakan pencetak kader-kader NU masa depan. “Dalam proses pembelajaran saja, sekolah-sekolah NU, masih menginduk pada Departemen Agama,” tandasnya.
Faktor penghambat kemandirian lainnya, imbuh dia, masih kuatnya ego pengelola sekolah yang dimiliki NU dan warga NU. Mereka enggan bergabung dalam organisasi LP Maarif NU.
Ia mencontohkan proses penyelenggaraan ujian semester. Guru-guru LP Maarif NU akan terlatih dalam pembuatan soal ujian termasuk kisi-kisinya. “Kalau tidak pernah membuat soal-soal ujian, kapan bisanya?” ungkapnya.
Sebagai upaya membangun kemandirian, Syamsul akan melakukan berbagai pembenahan. Di antaranya akan menggiatkan pelatihan profesionalisme tenaga kependidikan, pemberdayaan SDM, penyadaran bagi pemilik sekolah NU agar bergabung dalam satu induk organisasi.
“Tapi, yang jelas, persoalan kultur dan egoisme pengelola sekolah NU harus dibangun lebih awal agar saiyeg saeko proyo (satu langkah),” tandasnya.
Hal berbeda dikatakan Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ikhsaniyah Siwungkuk, Wanasari, Lakhmudin. Menurutnya, sekolah-sekolah NU yang enggan bergabung ke LP Maarif NU karena organisasinya tidak dikelola dengan rapi. “Bagaimana mau gabung, wong pengelolaannya tidak profesional,” kritiknya.
Dari 200 MI di Brebes, hanya 100 yang tergabung di LP Maarif NU. Sedangkan di tingkatan SMP/MTs, hanya 45 dan SMA/SMK/MA hanya 16. (was)