Mantan presiden KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur mengaku tidak akan menggunakan hak pilihnya lagi alias golput dalam Pemilu Presiden pada 8 Juli nanti. Alasannya, kata dia, proses Pilpres yang diselenggarakan penuh kecurangan.
"Pokoknya saya sendiri golput, terserah yang lain, saya tidak ajak-ajak," ujar Gus Dur saat ditanya mengenai pilihan pendukung dan konstituen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kubunya pada Pilpres nanti.<>
Gus Dur mengatakan hal itu kepada wartawan usai membuka Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) PKB kubunya di Hotel Acacia, Jakarta, Kamis (11/6).
Mengenai pernyataan dukungan terhadap Megawati Soekarnoputri yang pernah ia sampaikan beberapa waktu lalu, Gus Dur mengatakan, itu hanya bentuk ‘sopan santun’. "Itu kan sopan santun," pungkasnya. Sebab, saat itu, ia diundang Megawati pada rapat terbatas petinggi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Jakarta.
Kehadiran Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP, Taufik Kiemas, pada pembukaan Muspimnas itu pun, kata Gus Dur, tak ada yang istimewa dan bukan tanda-tanda dukungannya ke Mega. "Semua ketua partai diundang. Taufik yang baik hati mau datang," tandasnya.
Di tempat yang sama, Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Suhardi, berharap PKB kubu Gus Dur memberikan dukungan kepada pasangan Megawati-Prabowo. Gerindra hingga kini masih menunggu keputusan PKB Gus Dur yang akan membahas masalah itu beberapa hari mendatang.
Menurut Suhardi, dukungan PKB Gus Dur terhadap pasangan Megawati-Prabowo sangat diharapkan, khususnya terhadap Prabowo. Sebab, putri Gus Dur, Yenny Wahid, selama ini sering keliling Indonesia bersama Prabowo saat kampanye dalam Pemilu Legislatif 2009.
"Tetapi, saya tidak bisa mendahului. Saya tidak bisa mengatakan apakah akan didukung atau tidak. Mungkin satu dua hari ke depan sudah ada keputusan," ujarnya.
PKB Jawa Barat kubu Muhaimin Iskandar, katanya, telah bergabung mendukung Mega-Prabowo dan berkoalisi. (rif)