Warta

Gus Dur dan Hasyim Berbagi Humor

Selasa, 6 November 2007 | 17:05 WIB

Jakarta, NU Online
Para tokoh NU bertemu dalam forum halal bihalal yang diadakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di ruang pertemuan Hotel Sultan Jakarta, Selasa (6/11) malam. Halal bihalal kali ini sangat istimewa karena dua tokoh sentral NU KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan KH Hasyim Muzadi berkumpul dalam satu forum dan saling berbagi humor segar ala NU.

Selain mantan dan ketua umum PBNU itu, hampir semua pengurus PBNU baik dari jajaran mustasyar, syuriyah dan tanfidziyah, para kader NU yang berkecimpung dalam berbagai partai politik, empat menteri dari kalangan NU, juga para pejabat eksekutif, legislatif, dan yudikatif dan militernya juga hadir dalam halal bihalal itu.

<>

Rais Am PBNU KH Sahal Mahfudz (Mbah Sahal) saat memberikan taushiyahnya meyatakan, warga nahdliyin saat itu benar-benar sedang berhalal bihalal dalam suasana Idul Fitri. "Halal bihalal artinya halal berhadapan dengan halal. Artinya nun jauh di sana ada haram biharam," kata Mbah Sahal bergurau.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Menurut Mbah Sahal, sudah sejak lama PBNU ingin mengadakan silaturrahim dan halal bihalal bersama semua tokoh NU dan baru kali ini terlaksana. "NU ada dimana-mana namun tidak kemana-mana. Ini yang penting," kata Mbah Sahal.

Forum itu lanjut Mbah Sahal, bisa menjadi awal yang baik bagi para tokoh NU untuk saling berbagi informasi dan pengalaman yang berbeda-beda, saling bertanya dan tukar menukar fikiran, kemudian dikelola bersama dalam satu tubuh organisasi NU.

"Yang terpenting, agar NU tetap kuat, bermanfaat dan berkah, ayo semua fihak mengembangkan kultur saling memberi nasihat, munashohah, karena addinu nasihah (agama adalah nasihat) memberi dan menerima nasihat itu artinya saling bersimpati," kata Mbah Sahal.

Usai penyampaian tausyhiyah dan doa oleh Mbah Sahal, halal bihalal diisi dengan acara dialog dan saling berbagi cerita yang dipimpin oleh Wakil Rais Am' PBNU KH Thalchah Hasan. Gus Dur yang mendapatkan kesempatan berbicara pertama, seperti biasanya langsung menyegarkan suasana dengan melempar humor.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

"Saya tadi cerita ke Pak Sutardjo Surjoguritno (Mbah Tardjo sesepuh PDIP, red) kalau mau ada halal bihalal NU di hotel. Lalu dia heran 'lho NU kog di hotel'," kata Gus Dur menirukan Mbah Tardjo disambut tawa hadirin.

Gus Dur melanjutkan cerita dengan mengutip humor KH Hasyim Muzadi saat berada di Malang, Jawa Timur. Waktu itu Kiai Hasyim mendapatkan pengaduan dari warga yang mengaku gelisah karena perbedaan jumlah shalat tarawih dan witir. "Lalu katanya tarawah dan witir yang 23 rakaat itu boleh, yang 11 rakaat juga boleh. Yang tidak shalat tarawih juga boleh," kata Gus Dur mengutip pernyataan Hasyim Muzadi.

Hasyim Muzadi sendiri saat mendapatkan kesempatan berbicara buru-buru menimpali cerita Gus Dur. "Itu tadi cerita Gus Dur masih kurang. Ada lagi yang berdebat tentang puasa 29 ataukah 30 hari. Saya jawab dua-duanya boleh. Yang masalah itu yang geger-gegeran mengenai 29 atau 30 hari tapi dia sendiri nggak puasa," kata Hasyim disambut tawa hadirin.

Halal bihalal itu dihadiri oleh para mustasyar (sesepuh dan penasihat) PBNU antara lain KH Muchit MUzadi, AGH KH Sanusi Baco, dan KH Endin Fahruddin Mastoro. Sementara KH Ilyas Rukhiyat berhalangan hadir karena menurut Gus Dur beliau sedang dirawat di rumah sakit.

Juga hadir para pengurus syuriyah PBNU antara lain KH Idris Marzuki, KH Ma'ruf Amin, KH Hafidz Utsman, KH Mashuri Naim, KH Saifudin Amtsir, KH Nazaruddin Umar, KH Sadid Jauhari dan para pengurus tanfidziyah PBNU seperti KH Said Aqil Siradj, KH Masdar Farid Mas'udi, Fajrul Falakh serta para ketua dan pengurus lembaga, lajnah dan badan otonom NU.

Halal bihalal juga dihadiri oleh empat orang kader NU yang menjabat sebagai menteri yakni menteri Agama Maftuh Basyuni, Menteri Koperasi dan UKM Surya Dharma Ali, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparno dan Menteri Komunikasi dan Informasi M Nuh serta para kader NU yang berkecimpung di PKB, PPP, PDIP, PKNU, PBR, Partai Golkar, dan partai-partai politik lainnya.

"NU itu memang ada dimana-mana, namun tidak kemana-mana. Warga Nahdliyyin pasti akan kembali kepada NU, kembali kepada fiqrah nahdliyah. Kalau yang tidak kembali itu nanti seperti Bang Toyib," kata Kiai Ma'ruf Amin. "Bang Toyib itu kalau di lagu dangdut kan sudah tiga tahun nggak kembali. Kiai-kiai sekali-kali juga ngerti dangdut lho," katanya. (nam)


Terkait