Warta

Gus Mus: Rabbani Negarawan Arif dan Ikhlas

Rabu, 21 September 2011 | 01:45 WIB

Jakarta, NU Online
Wakil Rais Aam PBNU KH Musthofa Bisri atau Gus Mus menyampaikan duka mendalam atas wafatnya mantan presiden Afganistan Dr. Burhanudin Rabbani. Rabbani tewas akibat bom yang meledak di rumahnya, selasa petang, 20 September 2011, di Kabul, Afganistan.

“Rabbani adalah juru runding pemerintah Afganistan dengan Taliban yg merindukan kedamaian di negerinya itu justru menjadi korban kebencian yang ingin ia padamkan. Tragis dan ironis,” ujar Gus Mus sesaat setelah kabar Rabbani beredar.

<>“Dalam pertemuan Juli yang lalu, saya memperoleh kesan bahwa beliau adalah negarawan yg arif dan ikhlas. Semoga Allah menerimanya sebagai syahid,” lanjutnya.

Gus Mus dan almarhum Rabbani bertemu selama dua hari dalam acara forum konsultasi perdamaian untuk Afganistan yang diselenggarakan PBNU Juli lalu. Dalam pembukaan acara tersebut, keduanya duduk berdampingan, tampak akrab berbincang.

Keakraban keduanya makin terlihat saat Rabbani memberikan jubah khas Afganistan. Dan ketika Rabbani dan rombongan berkunjung ke gedung PBNU, Gus Mus juga menemani dan menjadi penerjemah untuk para jurnalis.

“Itu pertemuan kali pertama. Masih terngiang bicaranya yang lembut tapi penuh harapan,” cerita Gus Mus.

Rabbani datang ke Indonesia bersama 21 ulama, politisi, dan masyarakat yang tujuh kelompok di Afganistan yang berkonflik.

"PBNU memprakarsai pertemuan kelompok-kelompok yang berkonflik di sana. Mereka yang datang ke Indonesia ini bahkan ada yang tidak mau bertemua di negaranya sendiri. Rabbani menjadi tokoh kunci proses perdamaian dan dia memimpin lembaga tertinggi yang diberi mandat untuk mendamaikan. Tewasnya Rabbani tampaknya akan mempersulit hubungan kita. Tapi PBNU akan terus berupaya. Kasihan, manusia sekampung saja kok baku bunuh," jelas M. Imam Aziz, fasilitator perdamaian, tadi malam, di sela-sela halal bi halal PBNU.

Penulis: Hamzah Sahal


Terkait