Warta

Gus Sholah : Jangan Pahami Agama Secara Sepotong

Kamis, 13 Oktober 2005 | 13:57 WIB

Jakarta, NU Online
Mantan ketua PBNU, Ir. Salahuddin Wahid meminta agama tidak dipahami secara sepotong-potong, karena hal itu akan menyebabkan pemahaman yang salah dan berakibat pada tindakan yang distruktif. Maraknya kekerasan yang mengatasnamakan agama salah satunya disebabkan adanya pemahanan yang salah terhadap ayat-ayat Al-Qur,an yang sepotong-potong

Pendapat ini dikemukakan oleh Gus Sholah, panggilan akrabnya saat menjadi pembicara dalam acara dialog dengan tema “Menyikapi Bom Bali II, Ancaman dan Strategi Teror Berkelanjutan di Indonesia” yang digelar oleh PB PMII di kantor PBNU Jl. Kramat Raya Jakarta Pusat, Kamis (13/10).

<>

Menurut adik kandung Gus Dur ini, Islam adalah agama yang harus dipelajari secara mendalam. sebab, jika tidak dipahami secara menyeluruh akan menimbulkan kesalah palahaman yang berakibat fatal.“Memahami ayat (Al-Quran jangan sepotong-potong, karena itu akan mengakibatkan pemahaman yang salah,” ungkapnya.

Gus Sholah juga mengecam peladakan Bom di sejumlah tempat di Bali pada 1 Oktober lalu. Selain bertentangan dengan ajaran agama, aksi teror tersebut telah memakan korban nyawa orang-orang yang tidak berdosa.

Dalam kesempatan tersebut, Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) ini juga menyoroti maraknya bom bunuh diri di Indonesia, padahal hal itu bertentangan dengan ajaran agama. Tidak hanya di Bali, yang meledak di Kuningan beberapa waktu lalu juga merupakan bom bunuh diri.”Kenapa para pemuda mau bunuh diri dengan meledakkan bom?,” kata tandasnya.

Ditambahkanya, di Amerika Serikat (AS) kini sedang diadakan penelitian soal maraknya bom bunuh diri, termasuk di Indonesia. Para ahli dan ilmuan di AS kini sedang menganalisa fonemona tersebut.”Apa motifasinya, kenapa anak muda mau jadi korban bom bunuh diri? Sekarang dilakukan analisa, mengapa mereka mau?,” tuturnya.(amh)

Selain menghadirkan Gus Sholah, dialog ini juga mengadirkan sejumlah tokoh meliputi, Wawan Hadi Purwanto (pengamat inteljen), Fauzan Al-Anshori (Majlis Mujahidin Indonesia), Dr.Sukarmadi (Dewan Masjid Indonesia), dan Hermawan Sulistiyo (Pengamat Poltik dan Sosial).

Wawan Hadi Purwanto dalam paparannya mengatakan, peledakan bom di Bali dan sejumlah tempat lain di Indonesia telah merubah citra Islam di dunia. Islam kini dipandang oleh dunia sebagai agama yang pro kekerasan. Karena itu, dalan berbagai kesempatan, terutama saat berbicara pada forum-forum internasional, dirinya selalu mengatakan bahwa Islam sangat anti terhadap kekerasan.(amh/mkf)


Terkait