Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, KH Solahuddin Wahid (Gus Solah), tak akan mengikuti ajakan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) agar tidak menggunakan hak pilih alias golput pada Pemilu 2009.
Gus Solah yang juga adik kandung Gus Dur mengaku memiliki pengertian sendiri tentang golput. Menurutnya, golput bukan berarti tidak memilih. Tidak memilih partai memang tidak masalah.<>
Ia meminta agar masyarakat memilih orang atau calon anggota legislatif (caleg). "Tidak perlu memilih partai. Kita memilih calon dan saya telah berkampanye di beberapa kabupaten, kita cari anggota DPR di tingkat kabupaten yang baik," ujarnya.
Gus Solah mengatakan hal itu di sela-sela acara Silaturahim dan Dialog Antar-Keluarga Pahlawan Nasional di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (19/11) kemarin.
Baginya, tidak ada persoalan jika ada masyarakat yang tidak percaya lagi pada keberadaan partai politik. “Tapi, percayalah masih ada anak bangsa yang mempunyai kemampuan integritas, kejujuran, kita akan pilih mereka," jelasnya.
Ia mengimbau masyarakat agar menggunakan hak pilih, terutama memilih caleg yang berkemampuan dan dapat dipercaya mengemban amanat rakyat. “Yang penting orangnya punya kemampuan, punya kejujuran dan tidak mementingkan diri sendiri," tandasnya.
Namun demikian, imbuh Gus Solah, ajakan golput yang dilakukan Gus Dur bukan berarti tak akan diindahkan oleh pengikutnya. "Yang fanatik dengan Gus Dur, tentunya akan dengarkan Gus Dur (golput)," pungkasnya.
Gus Dur yang juga Ketua Umum Dewan Syura DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kembali mengampanyekan gerakan golput. Seluruh pengurus PKB kubunya telah menyatakan diri tidak akan ikut pemilu.
"Mereka sudah mengirim surat ke saya kalau tidak ingin ikut pemilu apa saja," tandas Gus Dur kepada wartawan di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (19/11).
Gus Dur juga menegaskan bahwa dirinya tetap akan mencalonkan diri sebagai presiden. Partai yang mengusungnya nanti adalah PKB. (rif)