Jakarta, NU Online
Ketua Pagar Nusa H. Suharbillah akan mengkonsentrasikan diri menjalankan tugasnya untuk mengembangkan Pagar Nusa sebagai badan otonom NU yang bergerak dalam pengembangan pencak silat bagi kalangan NU dan pesantren.
“Saya tidak mau berkomentar tentang sikap PBNU yang tidak mengakui hasil kongres. Saya berkonsentrasi pada pengembangan kegiatan, mengejar ketertinggalan prestasi dan program lainnya. Biarlah Pagar Nusa mengalir apa adanya,” tandasnya ketika dihubungi per telepon, Jum’at.
<>Sebelumnya Ketua PBNU H. Ahmad Bagdja menyatakan bahwa PBNU tidak mengakui hasil kongres I Pagar Nusa karena forum tersebut sebenarnya adalah pra kongres guna mempersiapkan diri dalam kongres setelah perubahan status dari lembaga menjadi badan otonom.
Sesuai keputusan Muktamar ke 31 NU di Boyolali pada September 2004, terdapat beberapa status lembaga dan diantaranya yang berubah menjadi badan otonom adalah Pagar Nusa dan Jam’iyyatul Qurro wal Huffadz.
Acara pra kongres tersebut berlangsung pada 24-25 September. Namun ditengah-tengah berlangsungnya acara yang diagendakan untuk mempersiapkan struktur organisasi seperti Peraturan Dasar/Peraturan Rumah Tangga (PD?PRT), peserta meminta forum langsung dirubah menjadi kongres yang akhirnya memilih H. Suharbillah. Ia sebelumnya telah ditunjuk oleh PBNU sebagai pelaksana Pagar Nusa sebelum kongres.
Suharbillah mengaku bahwa saat ini ia kewalahan dalam menjalankan program dan memenuhi permintaan dari berbagai fihak. Saat ini tengah dikembangkan altet nasional pencak silat Pagar Nusa, pelatihan bagi pelatih di sekolah-sekolah. “Di rapat pleno PBNU, IPNU juga meminta pelatihan silat bagi kader IPNU, belum lagi dari lembaga lainnya. Yang jelas kami tak mau bikin masalah dengan PBNU,” tandasnya menutup pembicaraan.(mkf)