Malang, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi menyatakaan, pihaknya telah menginstruksikan kepada jajaran pengurus NU di daerah untuk lebih mewaspadai munculnya kelompok lain yang masuk di masjid-masjid milik NU.
“Jadi saya sudah menginstruksikan kepada pengurus di daerah untuk menjaga masjid, jangan sampai dimasuki oleh aliran kelompok yang lain,” kata Hasyim di Pondok Pesantren Al Hikam, Malang, Jawa Timur, Senin (27/11) kemarin.
<>Kelompok lain yang dimaksud adalah kelompok Islam yang mengutamakan formalitas dari pada substansi dalam beragama. “Kalau dulu NU sama Muhammadiyah rebutan masjid, sekarang ini sudah tidak. Capai. Justru yang ada adalah adanya kelompok lain yang masuk. Mungkin karena mereka tidak ikut jariyah, tetapi kenapa mau menduduki masjid-masjid NU. Mungkin, daripada membuat masjid, mahal harganya, lebih baik ya merebut punya orang lain” jelasnya.
Tentu, Hasyim mengingatkan agar aliran itu diwaspadi karena memang secara keyakinan sudah tidak segaris dengan NU. “Mereka adalah kelompok yang ingin mendirikan negara Islam,” jelasnya.
Islam yang rahmatan lil ‘alamin, adalah wajah Islam yang harus ditampilkan kepada masyarakat, tidak hanya di Indonesia tetapi juga kepada kelompok internasional. Untuk itu, pemikiran NU bakal dituangkan juga oleh Hasyim pada saat orasi ilmiah di Gelanggang Mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya pada 2 Desember mendatang.
Dalam kesempatan itu, mantan Ketua Pengurus Wilayah NU Jatim itu juga bakal memperoleh gelar Doktor Honoris Causa oleh pihak IAIN Sunan Ampel Surabaya. Tema yang bakal ditampilkan Hasyim adalah “Islam Rahmatan Lil Alamin dan Perdamaian Dunia (Perspektif Nahdlatul Ulama)”. Orasi ini bakal menjadi pengantar baginya meraih gelar doktor.
Dengan berbekal roh NU itulah Hasyim terus menawarkan kepada dunia Islam yang damai. “Ada nggak sih orang yang masuk agama Islam itu karena perang. Masuk Islam itu ‘kan harus tidak dengan pedang ataupun dengan pentungan yang sekarang sering muncul dengan atas nama Allah,” ujarnya.
Untuk itulah, sebagai Presiden WCRP (Worl Confrence on Religion and Peace), maka Islam bakal terus digulirkan melalui seminar, dialog, pertemuan, antarorganisasi negara Islam atau non-Islam. Tidak mengherankan bila ia giat mendirikan berbagai forum bersama umat lain. Seperti Internasional Confrence of Islam Scholars (ICIS) atau melalui Islamic Supreme Council of America yang dipimpin oleh Dr Shaykh Muhammad Hisham Kabbani an Naqshabandi. (dtm/so)