Warta

Hasyim Minta IPNU dan IPPNU Tetap Jadi Organisasi Kader

Senin, 10 Juli 2006 | 08:22 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi meminta kepada Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) agar tetap menjadi organisasi pengkaderan.

“Saya ingin IPNU dan IPPNU tetap menjadi organisasi kader, tidak menjadi ormas (organisasi kemasyarakatan) apalagi jadi organisasi politik,” kata Hasyim dalam sambutannya pada pembukaan Kongres XV IPNU dan XIV IPPNU yang digelar bersamaan di Asrama Haji Pondok Gede, Bekasi, Senin (10/7)

<>

Selain Hasyim, turut hadir pada acara tersebut Menegpora Adhyaksa Dault, anggota F-KB DPR-RI Khofifah Indar Parawansa, Ketua Umum PP LDNU KH Nuril Huda dan sejumlah senior IPNU dan IPPNU.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Hasyim menyadari, saat ini, muncul kecenderungan dari dua organisasi berbasis pelajar NU itu tertarik pada wilayah politik praktis. Kondisi tersebut, lanjutnya hanya akan mengganggu proses kaderisasi di tubuh organisasi yang bernaung di bawah NU tersebut.

Oleh karena itu, perlunya IPNU dan IPPNU untuk tetap menjadi organisasi pengkaderan, ungkap Hasyim, dalam rangka menyiapkan kader-kader NU untuk masa mendatang.

PBNU, kata Hasyim, siap mendukung penuh jika IPNU dan IPPNU memberikan perhatian penuh pada persoalan pengkaderan. “PBNU akan men-support penuh jika memang serius pada wilayah pengkaderan,” tegasnya.

Hasyim mensyaratkan dua hal pokok yang harus dilakukan dalam rangka membangun sistem pengkaderan yang baik. Pertama, pengkaderan keagamaan. Menurutnya, IPNU dan IPPNU harus mampu mencetak kader yang mengerti tentang ajaran Islam yang benar serta membawakannya untuk bangsa Indonesia yang plural.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

“Bagaimana caranya belajar Islam yang benar sekaligus membawakannya untuk Islam Indonesia yang plural, membawakan ajaran Islam yang domestik Indonesia,” jelasnya.

Kedua, pengkaderan kebangsaan. Dalam hal ini, Hasyim menegaskan bahwa NU bukanlah bagian dari gerakan internasional. Namun demikian, lanjutnya, kontribusi pemikiran NU juga untuk seluruh dunia. “NU bukan gerakan internasional, tapi pemikirannya untuk internasional,“ ujarnya. (rif)


Terkait