Warta

Hugo Chavez Tawarkan Minyak Murah Ke AS

Kamis, 25 Agustus 2005 | 02:06 WIB

Havana, NU Online
Presiden Venezuela Hugo Chavez yang populer di kalangan masyarakat miskin negaranya, menawarkan harga minyak murah bagi masyarakat Amerika Serikat yang miskin. "Kami mau menjual bensin dan bahan bakar langsung kepada masyarakat miskin di Amerika Serikat," kata Chavez kepada para wartawan di akhir kunjungannya ke Kuba kemarin, Rabu (24/8).

Citgo, anak perusahaan minyak milik pemerintah Venezuela PDVSA, menguasai 14.000 stasiun pengisian bahan bakar di Amerika Serikat. Amerika mengimpor 60% kebutuhan minyaknya dari Venezuela, sekitar 2juta barel per hari. Chavez mengatakan ingin mengurangi ketergantungan negerinya kepada Amerika Serikat yang sekarang mengambil 60% ekspor minyak Venezuela, sekitar 2 juta barel per hari.

<>

Tawaran ini datang pada hari yang sama ketika seorang penginjil terkenal Amerika Serikat menyerukan agar pemerintah Geoge W. Bush membunuh Chavez. Pemerintah di Washington selama ini memang menganggap Chavez sebagai "pembuat onar" di Amerika Latin.

Harga minyak di Venezuela lebih murah dibandingkan dengan harga air kemasan. Sementara di Amerika Serikat, rata-rata harga bensin naik menjadi US$ 0,7 per liter. Chavez mengatakan Venezuela bisa memasok bensin ke Amerika separo harga sekarang jika para tengkulak minyak—yang selama ini melakukan "spekulasi dan mengekploitasi konsumen"—disingkirkan

Berhaluan ekonomi sosialis, Chavez juga mengatakan dapat memasok Kuba dengan negeri-negeri Karibia lain dengan minyak yang lebih murah.

Chaves kemarin berkunjung ke Kuba untuk menghadiri wisuda dokter dari 28 negara yang dilatih di negeri Fidel Castro. Meski dikecam di Barat, standar layanan kesehatan Kuba salah satu yang terbaik di dunia. Cavez dan Fidel Castro menawari kaum miskin Amerika Serikat layanan kesehatan murah dan melatih dokter tanpa bayaran.

Ejekan terbuka bagi Amerika Serikat. Penginjil Amerika Serikat, Pat Robertson, memberikan reaksi keras. Robertson, pendidi Koalisi Kristen dan kandidat presiden pada 1988, mengatakan Chavez, salah satu pengecam keras presiden Bush, merupakan "ancaman penting" bagi Amerika Serikat dan menyebut Venezuela bisa menjadi "papan pijakan bagi infiltrasi komunis dan ekstrimisme Islam".

"Kita memiliki kemampuan untuk menyingkirkannya," katanya. "Kita tak memerlukan perang senilai US$ 200 miliar untuk menyingkirkan orang satu ini." Roberston menyamakan Chavez dengan Saddam Hussein, yang untuk menyingkirkannya Amerika kini harus terlibat dalam perang yang mahal dan berdarah di Irak. Chavez bertemu Saddam sebentar sebelum Presiden Irak itu digulingkan pada 2003

Para pejabat resmi pemerintah Amerika Serikat mencoba mengambil jarak terhadap pernyataan Robertson. Namun, luas diketahui Robertson dan George Bush memiliki pandangan sama dalam berbagai hal. Dia pendukung setia Presiden Bush.

Amerika Serikat berkali-kali mencoba menggoyang Chavez secara politik sejak dia terpilih pada 1998. Pada 2002, Chavez sempat digulingkan, namun bisa bertahan dan naik kembali. Kudeta itu, menurut Venezuela, didalangi Amerika. Namun, Washington membantah keterlibatan. Chavez mengancam akan memotong pasolan minyak ke Amerika Serikat sebagai balasan terhadap apa yang disebutnya percobaan pembunuhan terhadap dirinya oleh Washington.

Komentar Robertson mengingatkan orang pada petualangan panjang politik dan militer Amerika Serikat di Amerika Latin, termasuk invasi ke Grenada pada 1983, invasi ke Haiti pada 1994, percobaan pembunuhan terhadap Castro dan kudeta yang didalangi CIA di Chile pada 1973. Pembunuhan politik sebagai kebijakan Amerika dilarang sejak 1976.

Chaves mengatakan ingin mengurangi ketergantungannya pada pasar minyak Amerika yang kini mencapai 60%. Venesuela pekan ini menjalin hubungan dagang dengan China dan berniat menaikkan ekspor minyak ke China lima kali lipat pada 2012."Kami akan mengurnagi ketergantungan pada Amerika," kata Chavez setelah bertemu Presiden Brazilia Luiz Inacio Lula da Silva, yang juga dikenal berhaluan kiri. (Reuters/AFP/cih)

 


Terkait