Warta

Inginkan IPNU Jadi “Juru Selamat"

Sabtu, 8 Juli 2006 | 09:06 WIB

Jakarta, NU Online
Idy Muzayad, salah satu kandidat Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) menginginkan organisasi berbasis pelajar NU itu menjadi “juru selamat” generasi muda.

Hal itu ia sampaikan kepada NU Online ditemui di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (8/7) menjelang digelarnya Kongres XV IPNU di Asrama Haji Pondok Gede, Bekasi, (9/7) besok.

<>

Menurut Idy, begitu panggilan akrabnya, generasi muda yang merupakan pemimpin masa depan, harus diselamatkan dari akibat negatif dari globalisasi. “IPNU harus menyelamatkan para remaja ini dari ekses negatif globalisasi, seperti narkoba, pergaulan bebas, pornografi dan pornoaksi, dan sebagainya,” katanya.

Disadarinya, saat ini belum banyak organisasi kepemudaan yang memiliki perhatian terhadap kondisi generasi muda yang memprihatinkan tersebut. Oleh karena itu, katanya, ke depan, IPNU harus lebih memfokuskan perhatiannya pada hal tersebut.

Untuk mengatasi akibat negatif globalisasi itu, Idy menginginkan organisasi yang bernaung di bawah payung NU itu mampu menjadi lembaga pendidikan alternatif bagi para remaja.

“Sekolah dan keluarga adalah dua lembaga pendidikan. Tapi itu belum cukup. Remaja harus mendapatkan pengetahuan dari lemabag pendidikan lainnya yang sifatnya alternatif. Nah, dalam hal ini, IPNU harus mampu menjadi lembaga pendidikan dan pemberdayaan alternatif itu,” terang Idy yang juga salah satu Ketua PP IPNU.

“Ibaratnya, organisasi yang namanya IPNU ini harus menjadi laboratorium pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan bagi para remaja,” terang Idy.

Dijelaskannya, pendidikan dan pemberdayaan alternatif yang dimaksud adalah upaya menguatkan ilmu pengetahuan yang telah diberikan melalui dua lembaga pendidikan tersebut. “Sifatnya menguatkan apa yang telah diberikan di sekolah maupun di keluarga,” tandasnya.

Sistem Sudah Efektif

Ditanya apakah IPNU memerlukan perubahan sistem, Idy mengatakan, secara umum sistem yang ada sudah efektif. Namun demikian, lanjutnya, tetap harus ada penyesuaian dengan perkembangan situasi dan kondisi masyarakat Indonesia.

Ia mengusulkan ada semacam pembagian kerja di dalam struktur kepengurusan IPNU. “Kalau untuk tingkatan PAC (Pengurus Anak Cabang), ranting dan komisariat konsentrasinya pada pemberdayaan kader atau basis. Intinya bagaimana caranya ngeramut  (merawat, red) kader dengan baik, mencetak kader yang handal,” terangnya.

Sementara, untuk tingkatan Pengurus Cabang (PC), Pengurus Wilayah (PW) hingga Pengurus Pusat (PP), fokus pada wilayah yang sifatnya lebih global, misalkan tentang isu-isu nasional. “Misal, soal UN (Ujian Nasional, red), biarkan itu yang ngurusin PC, PW atau PP,” terangnya. (rif)


Terkait