Jakarta, NU Online - Mengambil momentum di peringatan hari jadinya yang ke 57, Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) terus berperan aktif meningkatkan pengabdian kepada bangsa dan Negara melalui partisipasi terhadap berbagai permasalahan bangsa, utamanya yang menggerus dan mengancam para generasi muda. Salah satunya dengan memotori berdirinya gerakan seribu remaja putri anti narkoba, radikalisme, kekerasan dan pornoaksi.
<>
Keprihatinan tersebut diwujudkan dalam deklarasi Gerakan 1000 Laskar Pelajar Putri Anti Narkoba, Radikalisme, Kekerasan, dan Pornoaksi, Sabtu (24/3) di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. Dalam acara yang dihadiri seribuan pelajar putri se Jabodetabek, Purwakarta dan Karawang tersebut, di antaranya digelar istighotsah dan doa bersama, pembacaan sumpah pelajar dan pembubuhan tanda tangan di atas kain sebagai wujud kesepakatan bersama.
"Kami mengadakan istighotsah dan doa bersama agar para pelajar senantiasa diberi keselamatan serta kesuksesan dalam menjalankan tugasnya," ungkap Ketua Panitia Pelaksana Farida Farichah.
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) IPPNU Margaret Aliyatul Maimunah, mengatakan gagasan Gerakan Laskar Pelajar Putri Anti Narkoba, Radikalisme, Kekerasan, dan Pornoaksi berangkat dari adanya keprihatinan atas penyalahgunaan narkoba di Indonesia yang semakin marak. PP-IPPNU juga melihat ancaman narkoba tidak hanya terhadap pelajar putra, melainkan juga putri yang dibuktikan dengan banyaknya korban.
"Kami terpanggil untuk ikut berperan aktif membentengi pelajar putri dari ancaman narkoba, radikalisme, tindakan berbau kekerasan dan pornoaksi," kata Margaret.
Margaret menambahkan, penguatan rasa cinta tanah air dan bangsa tersebut sejalan dengan amanah yang diemban oleh organisasi IPPNU, sebagai salah satu Badan Otonom (Banom) Nahdlatul Ulama, yaitu mewadahi, memberdayakan, dan menguatkan karakter pelajar putri yang berlandaskan pada nilai-nilai ahlussunnah wal jamaah.
Lebih lanjut Margaret mengatakan, keprihatinan mendalam yang mendasari lahirnya gerakan ini adalah adanya gerakan melemahkan karakter pelajar sebagai generasi muda penerus bangsa, yaitu radikalisme di sekolah-sekolah. Gerakan radikalisme akhir-akhir ini semakin gencar mengincar para pelajar untuk selanjutnya dijadikan sebagai calon pengantin (pelaku bom bunuh diri). Tidak hanya itu, maraknya aksi pornoaksi yang disuguhkan berbagai media juga dianggap sebagai tindakan pelemahan karakter pelajar.
Gerakan 1000 Laskar Pelajar Putri Anti Narkoba, Radikalisme, Kekerasan, dan Pornoaksi ini juga mendapatkan dukungan dari Badan Narkotika Nasional (BNN). Siti Alfiasih selaku Direktur Masyarakat Deputi Pencegahan di BNN, mengaku sangat senang dengan kegiatan yang diselenggarakan oleh PP-IPPNU. Sebagai tindak lanjut BNN mengajak adanya keberlanjutan program bersama untuk mengkampanyekan anti narkoba.
Dukungan yang sama juga disampaikan oleh perwakilan keluarga besar Nahdlatul Ulama, yaitu Hj. Siti Masrifah, SQ selaku Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Fatayat NU. Dalam sambutannya Siti Masrifah lebih menekankan pentingnya pemahaman ke pelajar putri dari ancaman tindak kekerasan yang marak terjadi di tengah masyarakat, seperti perkosaan, baik di dalam atau luar rumah dan tawuran antar pelajar.
Gerakan 1000 Laskar Pelajar Putri Anti Narkoba, Radikalisme, Kekerasan, dan Pornoaksi nantinya akan dijadikan media penguatan karakter pelajar sebagai generasi muda bangsa, untuk menolak dan mnegatakan tidak pada Narkoba, Radikalisme, Kekerasan, dan Pornoaksi. Para pelajar yang tergabung dalam Laskar Pelajar Putri ini selanjutnya akan menjadi agen yang mempunyai tanggungjawab dan mengemban amanah tugas untuk mengajak teman-teman sesama pelajar, keluarga, dan orang-orang terdekat untuk melakukan hal yang sama.
Masih dalam rangkaian peringatan kelahiran organisasi IPPNU yang ke-57, pasca mendeklarasikan diri sebagai Laskar Pelajar Putri, para pelajar putri melakukan parade dari Tugu Proklamasi menuju ke Taman Ismail Marzuki. Dalam parade tersebut, 1000 laskar pelajar putri tersebut menyampaikan pesan-pesan bahwa mereka menolak narkoba, radikalisme, kekerasan, dan pornoaksi. Mereka juga mengajak kepada masyarakat di sepanjang jalan untuk melakukan tindakan yang sama melalui pesan dalam poster yang diusung.
Momentum hari lahir IPPNU selanjutnya diakhiri di Taman Ismail Marzukidengan disuguhkannya penampilan berbagai kreatifitas seni yang diperlombakan antar daerah se-Jabodetabek. Keluar sebagai Juara I adalah MA Qotrun Nada Depok, Juara II MAN 14 Jakarta Timur, dan Juara III adalah MTs-MA An Nahdlah Depok. Dalam kegiatan yang sama juga dibagikan sejumlah doorprize untuk peserta.
Penulis: Emha Nabil Haroen