Teheran, NU Online
Pemerintah Iran mengatakan, pihaknya akan terus melanjutkan program pengayaan uraniumnya meski Uni Eropa (UE) mendesak dan berencana menawarkan insentif kepada negara yang punya cadangan minyak terbesar kedua setelah Arab Saudi itu. Tawaran itu sebagai upaya agar Iran mau menghentikan isu sensitif program nuklirnya.
"Kami tidak bisa mundur. proposal itu seharusnya memberikan langkah-langkah untuk menjamin hak-hak kami," ungkap juru bicara Kementrian Luar Negeri Iran Hamid Reza Asefi kepada wartawan, Minggu (20/5). "Kami tidak akan menghentikan pengayaan (uranium)," tambahnya.
<>Asefi mengungkapkan bahwa yang menjadi pijakan setiap agenda yang dilakukan adalah karena pengakuan hak-hak warga negaranya.
Trio negara kekuatan Eropa (Inggris, Perancis, dan Jerman) saat ini sedang mempersiapkan sebuah paket perdagangan, teknologi dan keamanan kepada Teheran asalkan mau menghentikan seluruh kegiatan nuklirnya.Tawaran itu dimaksudkan untuk mengurangi ketegangan internasional atas isu nuklir Iran.
Pemerintahan Ahmadinejad berulang kali menegaskan, pihaknya mengembangkan pengayaan uranium adalah untuk tujuan damai, yaitu sebagai pembangkit tenaga listrik, meski kegiatan tersebut berpotensi untuk membuat senjata nuklir.
Seperti diberitakan, proposal draf yang diprakarsai trio negara Eropa itu menyebutkan, apabila Iran bersikeras ingin melanjutkan program nuklirnya, maka mereka akan mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) agar segera memberlakukan Pasal 7 Piagam PBB, yang berarti bisa menjatuhkan sanksi dan bahkan serangan militer kepada Iran.
Asefi juga mengungkapkan ketidaksabarannya memberikan komentar mengenai proposal yang dianggapnya masih mentah. Dia juga menyayangkan kenapa proposal itu hingga kini belum juga diberikan kepada Iran dan sebaliknya dipublikasikan di media massa.
"Saya ingin menanggapi proposal yang begitu mentah yang tersebar di media massa, sementara proposal tersebut secara resmi belum sampai kepada kami," ungkap Asefi.
Dia juga menyinggung soal kemungkinan sanksi ekonomi yang dijatuhkan kepada negaranya. Menurutnnya, sanksi itu akan merugikan negara-negara lain yang punya hubungan kerjasama perdagangan dengan Iran.
"Kami punya hubungan perdagangan dan ekonomi yang begitu luas dengan negara-negara Eropa dan non-Eropa. Hubungan kerjasama ini memang akan dirugikan, namun kerugian yang lebih besar ada pada negara-negara Eropa," terang Asefi kepada AFP.
Sejumlah surat kabar Iran menulis bahwa proposal yang akan diajukan UE tidak akan bernilai sama sekali. "Insentif murahan, ancaman terus-menerus," demikian judul berita utama seperti dirilis harian Iran Kayhan, yang editornya ditunjuk langsung oleh pemimpin spiritual Iran Ayatullah Ali Khamenei.
"Amerika dan Eropa seharusnya tahu bahwa Iran tidak akan menukarkan emas dengan cokelat," tulis harian Resalat dalam editorialnya, merujuk pada pernyataan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad pekan lalu.
Rencanaya, proposal draf setebal empat halaman itu akan dibahas dalam pertemuan antara tiga negara Eropa (Inggris, Perancis, Jerman), ditambah China, Rusia, dan AS di London Rabu (24/5). (dar)