Warta

Islah atau Mati

Selasa, 28 Desember 2010 | 02:47 WIB

Surabaya, NU Online
"Hasil survei terakhir, suara PKB kurang dari tiga persen," kata putri KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zannuba Ariffah Chafsoh, atau Yenny Wahid.

Pernyataan Yenny Wahid dalam pidato pembukaan Muktamar III PKB di Surabaya (26/12) itu menunjukkan kemerosotan tajam suara PKB dari Pemilu ke Pemilu.<>

Dalam Pemilu 7 Juli 1999, PKB yang mayoritas suaranya dari Jatim itu mampu menduduki "tiga besar" yakni PDIP meraih 35.689.73 suara (33,74 persen), Golkar 23.741.758 (22,44 persen), dan PKB 13.336.982 (12,61 persen).

Posisi "tiga besar" juga masih bertahan pada pemilu 2004 dengan perolehan suara untuk Golkar sebanyak 21,58 persen, PDIP 18,53 persen, dan PKB 10,57 persen.

Namun, Pemilu 9 April 2009 justru merontokkan suara PKB hingga 6,43 persen dan di penghujung 2010 diprediksi tidak kurang dari tiga persen.

Tentu, suara PKB akan semakin mengecil dalam Pemilu 2014, sehingga kini tinggal dua pilihan yang tersisa yakni islah atau mati.

Fakta terburuk yang sangat mungkin dialami PKB agaknya menjadi pendorong Yenny Wahid untuk mengajak Muhaimin Iskandar untuk kembali membangun bersama PKB.

"Kepada Pak Muhaimin, mari bersama-sama membesarkan partai ini. Mari duduk bersama merundingkan upaya menyelamatkan PKB," katanya di hadapan 2.000 peserta pembukaan muktamar di GOR Kertajaya, Surabaya.

Sekjen PKB hasil Muktamar Luar Biasa (MLB) PKB di Parung, Jawa Barat, pada 2008 itu menegaskan tidak akan meminta jabatan di PKB jika islah bisa diwujudkan.

"Saya hanya minta satu, kembalikan kehormatan Gus Dur, saya tak minta jabatan, hapus sejarah pemecatan Gus Dur," ucapnya.

Gus Dur diberhentikan dari jabatan Ketua Dewan Syura PKB dalam MLB yang digelar pihak Muhaimin di Ancol, 2008. Jabatan Gus Dur digantikan KH Azis Mansyur.

"Meski secara legal formal terganjal persoalan administratif (pengakuan dari Kemkum HAM), tapi secara fakta politik PKB pro-Gus Dur tetap ada," katanya.

Bahaya kehancuran

Agaknya, kemerosotan suara PKB tidak berbanding lurus dengan kesadaran para petinggi PKB untuk menggalang silaturahmi.

Imam Nahrawi dari kelompok Muhaimin Iskandar menyatakan siap menerima tawaran islah dari Yenny, namun ia meminta tawaran islah jangan sampai dimanfaatkan untuk menipu dari belakang.

Respons tawaran Yenny itu agaknya "setengah hati", karena terbukti Muhaimin tidak hadir dalam Muktamar III PKB yang digagas Yenny di Surabaya, bahkan Muhaimin berencana menggelar Rapimnas di Jakarta.

Tidak hanya itu, PKB pro-Gus Dur dari kelompok Lily Wahid (bibi Yenny Wahid) juga menggagas islah akbar di Sentul, Jakarta, Januari 2011.

Bahkan, Lily Wahid mengaku pihaknya memiliki novum (bukti baru) untuk menggugat PKB versi Muhaimin Iskandar (Muktamar Ancol, Jakarta).

"Ada novum yang nggak digunakan dalam keputusan MA yang lalu," kata Wakil Dewan Syuro DPP PKB versi Muhaimin Iskandar, Hj Lily Wahid.

Menurut anggota Komite Islah itu, islah akbar nanti akan menunggu sikap pengurus cabang PKB se-Idonesia tentang masa depan PKB, sehingga DPP PKB hanya menampung aspirasi.

"Jangan seperti sekarang, Muhaimin menentukan sendiri dengan mengatasnamakan PKB yang disahkan MA dan Yenny Wahid juga mengatasnamakan PKB yang didasarkan AD/ART PKB terkait keabsahan Dewan Syuro di tangan almarhum Gus Dur," katanya.

Oleh karena itu, katanya, pihaknya menggagas islah akbar dan mengembalikan aspirasi kepada pengurus cabang PKB se-Indonesia sebagai penentu masa depan PKB yang paling berhak.

"Saya dengar, Muhaimin Iskandar akan menggelar muktamar pada 2013, padahal kalau muktamar digelar terlalu mepet dengan Pemilu 2014 justru suara PKB akan semakin habis," katanya.

Senada dengan itu, pengamat politik dari Universitas Airlangga Surabaya, Prof Kacung Marijan berpendapat, hanya islah lebur menjadi upaya satu-satunya yang bisa menyatukan PKB.

"Dari berbagai upaya yang digagas beberapa pihak, hanya islah lebur yang bisa menyatukan PKB. Islah lebur adalah upaya rekonsiliasi dari beberapa sempalan di tubuh PKB dengan meleburkan diri dalam satu wadah partai yang sudah ada," katanya.

Jadi, pilihannya adalah islah atau mati !. (ant/mad)


Terkait