Warta

Istri Kiai Ilyas Ruhiyat Meninggal Dunia

Selasa, 19 Juni 2007 | 02:15 WIB

Tasikmalaya, NU Online
Innalillahi wainna ilaihhi rajiun. Istri KH Ilyas Ruhiyat, Pengasuh Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat, Hj Dedeh Fuadah meninggal dunia, Selasa (119/6), pukul 04.30 di RS Hasan Sadikin Bandung. Jenazah akan dimakamkan di komplek pemakaman keluarga besar Pondok Pesantren Cipasung, sekitar pukul 11.00 WIB.

Hj Dedeh wafat pada usia 66 setelah lebih dari 50 tahun membina rumahtangga yang harmonis bersama kiai Ilyas Ruhiyat. Ia selalu mendampingi Apih (panggilan kesayangan untuk Kiai Ilyas) terlebih pada masa-masa Kiai Ilyas menjabat Rais Aam PBNU besama Ketua Umum PBNU KH Abdurrahman Wahid.

&l<>t;p>Pernikahannya dengan Kiai Ilyas dikaruniai 3 orang putra, yakni Acep Zamzam Noor seorang kiai yang juga seniman kesohor yang pernah dua tahun menimba ilmu di Italia, lalu Ida Nurhalida yang meraih master di UPI Bandung, dan si bungsu Enung Nursaidah Rahayu juga master pendidikan biologi.

Hj. Dedeh merasa sangat bersyukur karena anak-anaknya setelah selesai sekolah, berkumpul kembali di Cipasung. Dari ketiga putranya almarhumah memperoleh 11 cucu.

”Beliau berharap supaya putra-putri dan cucu cucunya meneruskan kegitan yang sudah dirintisnya serta berharap kepada kami untuk menjaga kerukunan keluarga besar,” kata Abdul Khobir, suami dari putri kedua Ida Nurhalida, kepada NU Online.

Hj Dedeh dijodohkan dengan Apih (panggilan kesayangan untuk Kiai Ilyas) oleh ayahnya KH Mapruh, asal Rancapaku, saat dirinya baru lulus SD. Dedeh sebenarnya juga ingin melanjutkan sekolah. Namun, karena dia menghormati serta patuh kepada orang tuanya, dia bersedia menikah tepat pada tanggal 14 Juli 1956.

Merasa Jadi Istri Ketiga

Setelah pernikahannya, ternyata Kiai Ilyas kembali sibuk untuk mengajar, ceramah, hingga kegiatan organisasi NU. Sejak dua minggu setelah menikah sampai tahun 2002, dirinya sering ditinggalkan. Pada awalnya, ketika sering ditinggal jadi tertekan. Namun, lama-kelamaan, akhirnya dirinya bisa memahami yang dikerjakan Apih.

"Selama 50 tahun hidup bersama, Apih ini tidak pernah membentak, atau memaki saya. Apih sayang sekali kepada kita, sabar serta penuh perhatian kepada kami atau kepada anak-anak. Selalu menghargai sikap saya, juga mengayomi, " ujarnya, seperti dikutip harian Pikiran Rakyat pada ulang tahun pernikahan ke-50 tahun lalu.

Hj Dedeh diberikan kepercayaan penuh untuk urusan rumah tangga bagian dapur. Termasuk ambil peran besar untuk mengasuh putranya, karena kesibukan Kiai Ilyas.

Sebenarnya Kiai Ilyas hanya beristri satu. Namun kata Hj Dedeh, kadang ia merasa jadi istri yang ketiga. Istri pertamanya, pesantren, kedua NU. Baru ketiga dirinya. "Saya merasa bahagia sekali hidup bersama Apih ini," ujarnya. (nam)


Terkait