Warta

Kalangan Muda Wacanakan Pergantian Ketua Umum PBNU

Kamis, 16 Juli 2009 | 09:18 WIB

Jakarta, NU Online
Sejumlah kalangan muda yang mengatasnamakan Gerakan Pemurnian Khittah (GPK) Nahdlatul Ulama (NU) mewacanakan pergantian ketua umum Pengurus Besar NU. Mereka menghendaki adanya figur baru pemimpin NU yang muncul dalam Muktamar ke-32 di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Januari 2010 mendatang.

Wacana itu diungkapkan GPK NU dalam konferensi pers yang digelar di kantor Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU, Jalan Taman Amir Hamzah, Jakarta, Kamis (16/7) siang.<>

Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Ansor, A. Malik Haramain, yang juga hadir pada kesempatan itu, mengatakan, KH Hasyim Muzadi sebaiknya tidak perlu mencalonkan lagi menjadi ketua umum dalam Muktamar nanti.

Menurutnya, dua periode atau 10 tahun kepemimpinan Hasyim sudah cukup. “Dua periode sudah cukup,” katanya. Selanjutnya, harus dilakukan pergantian kepemimpinan sebagai bagian dari regenerasi.

“Banyak kader NU yang berpengalaman di NU dan mumpuni untuk memimpin PBNU. Ada Pak Masdar Farid Mas’udi, Pak Said Aqil Siroj, Pak Abbas Mu’in, Gus Solah (KH Solahuddin Wahid), Slamet Effendy Yusuf, dan lain-lain,” papar mantan ketua umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia itu.

Nama-nama tersebut, dinilai Malik, selain mumpuni dan berpengalaman, juga memiliki rekam jejak yang sangat baik serta berkomitmen penuh menjaga Khittah NU.

Ia menegaskan, pewacanaan pergantian ketua umum itu sama sekali tidak didasarkan alasan suka atau tidak suka pada Hasyim Muzadi. “Tidak ada unsur suka atau tidak suka, like and dislike, pada Pak Hasyim. Sama sekali tidak,” tandasnya.

Malik mengakui bahwa dalam aturan organisasi NU memang tidak ada pembatasan masa jabatan ketua umum PBNU. Namun, katanya, demi kemajuan NU, sudah selayaknyalah ada pergantian kepemimpinan. (rif)


Terkait