Warta

Kandidat Ketua Umum PBNU Manfaatkan Halaqoh untuk Kampanye

Senin, 2 November 2009 | 10:12 WIB

Kudus, NU Online
Pertemuan alim Ulama NU Jateng dan DIY yang dihelat di pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Bendan Kudus Ahad (1/1) kemarin ternyata berubah menjadi ajang kampanye bagi kandidat Ketua Umum PBNU dalam muktamar ke 32 mendatang di Makasar.

Para kandidat yang diundang menjadi pembicara KH Said Agil Siraj, KH Masdar F.Mas’udi, Slamet Effendi Yusuf dan Ulil Absor-Abdala. Dengan gaya masing-masing, mereka memanfaatkan waktu yang diberikan oleh moderator KH Mohammad Najib Hasan, untuk memaparkan pokok-pokok pikirannya.<>

Sebagai pembicara pertama, KH Said Agil siraj berjanji akan mengembalikan NU ke pesantren sebagaimana yang telah dilakukan pada era Gus Dur. Selain itu, pihaknya akan berjuang untuk meningkatkan SDM warga NU dengan memberikan beasiswa ke luar negeri.

“Saat ini kami sudah mengirimkan puluhan anak muda NU untuk kuliah di luar negeri dalam bentuk beasiswa. Itu dengan biaya saya sendiri,” katanya seraya menyebut 1 % pun tidak menikmati uang dari PBNU.

Kandidat lainnya, KH Masdar F farid menyatakan akan lebih memantapkan keberadaan NU agar lebih “terasa” manfaatnya.

“Selama ini, NU baru tahapan “terdengar” dan “terlihat” saja sementara sampai pada titik “terasa’ belum dirasakan oleh warga Nahdliyyin,” tandasnya.

Bila dirinya terpilih nanti, lanjut Masdar, komposisi Kabinet PBNU mendatang akan merekrut 3 lapisan dari potensi NU. Pertama dari kalangan akademisi, professional export 60 %, kemudian ulama 20 % sedangkan sisanya 5 persen adalah kaum wali.

“Dengan komposisi tersebut, eksistensi NU akan menjadi kuat untuk memperjuangkan ummat serta mewujudkan NU sebagai jangkar moralitas bangsa,” tegasnya.

Sementara Slamet Efendi Yusuf menyatakan menitik beratkan pada program konkrit yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan ummat. Hingga kini, NU masih sering terjebak dengan wacana atau diskursus yang belum tentu mampu memecahkan persoalan ummat.

“Hal tersebut membutuhkan profesionalisme dan kerja nyata. Dan juga kaderisasi di kalangan badan otonom NU juga penting diberlakukan,” tambahnya.

Ulil absor Abdala juga menegaskan bila dirinya diberi kesempatan memimpin PBNU akan menggarap anak mudanya melalui pendekatan kaderisasi di perguruan Tinggi Besar seperti UI ITB, IPB dan UGM.

“Sekali lagi saya akan melakukan Kaderisasi di kalangan anak muda dengan menggarap pada daerah-daerah pendidikan di perguruan tinggi. Ini Program pokok saya bila dipercaya memimpin,’ tandas menantu KH Mustofa Bisri ini.

Adanya kampanye ini memancing peserta untuk ikut bersuara. Dalam sesi dialog. Ulama dari Rembang KH Yahya Tsaquf menyatakan semua proses pemilihan dalam muktamar nanti tergantung dari mental-PW/PC yang sebagai eksekutornya. Artinya, PC/PW harus mempunyai akhlak yang baik yakni memilih berdasar kemampuan kandidat bukan berdasar ‘amplop’.

“Kita harus tekankan pada PC/PW untuk tidak bermental amplop sehingga hasil muktamar nanti, NU betul-betul bisa membawa kemaslahatan ummat,” tegas mantan juru bicara presiden era Gus Dur ini. (adb)


Terkait