Warta

Kang Said: Damai Adalah Wajah Islam Sesungguhnya

Senin, 10 Januari 2011 | 13:02 WIB

Jakarta, NU Online
“Kalau ada satu orang Yahudi mati, beritanya merebak luar biasa di media massa. Tapi kalau ada orang Islam dalam satu bangsa yang mati beritanya paling cuma dua hari, itu pun di pojok,” demikian kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj pada Seminar Lembaga Persahabatan Indonesia-Libya (LPIL), di Hotel Sahid, Jakarta, 9 Januari 2011.

Karena pemberitaan yang tidak seimbang –menurut Kang Said- akhirnya Islam dianggap keras. “Padahal wajah Islam yang sebenarnya adalah sejuk dan damai, seperti di Indonesia ini,” tegas Kang Said kepada NU Online. />
Kang Said mengatakan bahwa suksesnya dakwah Islam di Indonesia adalah dengan dakwah yang damai, bukan dengan kekerasan. “Walisongo sudah memberikan contoh yang jelas, itu harus kita tiru. Walisongo sukses karena bisa memadukan ajaran dengan tradisi, sehingga tidak terjadi benturan dalam kultur masyarakat,” tambah Kang Said.

Ia juga menyayangkan tindakan kekerasan yang dilakukan sebagian kelompok Islam. “Islam tidak mengajarkan kekerasan. Ayat-ayat al Quran tentang perang pun diturunkan ketika kondisi perang. Ayat-ayat itu tidak diwahyukan kepada Rasulullah dalam kondisi aman dan damai. Banyak pihak yang salah menggunakan ayat-ayat al Quran karena tidak memahami asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya) ayat-ayat itu,” papar pria kelahiran Cirebon ini.

Seminar LPIL yang mengetengahkan tema “Kebijakan Dakwah Menghadapi Islam Phobia” ini juga sekaligus menjadi seremonial pemberangkatan mahasiswa yang mendapat program beasiswa dari Pemerintah Libya. Seminar kali ini juga dihadiri pimpinan 12 ormas Islam anggota LPIL.

Dalam kesempatan ini para pimpinan ormas Islam mengusulkan agar Islam memperkuat jaringan media informasinya. “Merespon apa yang disampaikan Kiai Said, memang kita harus memiliki media informasi yang kuat untuk menyeimbangkan pemberitaan, sehingga Islam tidak selalu tersudut,” ujar perwakilan Al Ittihadiyah yang diamini para peserta seminar lainnya.

Hal ini juga diamini oleh pimpinan Majelis Az Zikra, Ust. Arifin Ilham, “Saya juga sepakat, dakwah yang kita sampaikan memang harus penuh dengan toleransi. Ada tetangga saya non Muslim yang bersikap kurang baik terhadap saya, tapi saya selalu memberinya senyuman. Alhamdulillah akhirnya dia masuk Islam,” cerita Arifin.

12 Ormas itu adalah Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persis, Al Irsyad Al Islamiyyah, Syarikat Islam Indonesia, Rabithah Alawiyyah, Mathlaul Anwar, Al Ittihadiyah, Ikadi, PITI, BKMT, dan Majelis Az Zikra. (bil)


Terkait