Kematian Osama bin Laden cukup melegakan, karena selama ini Osama menjadi simbol ajaran terorisme. "Namun jangan terlalu larut dalam kegembiraan dalam kematian Osama, karena kematiannya tidak lantas membuat radikalisme lenyap dari muka bumi ini," ujar KH Said Aqil Siroj, Ketua Umum PBNU di Jakarta, 2 Mei 2011.
Perburuan AS selama sepuluh tahun terakhir dalam mencari Osama yang berbuah kematian Osama, bukan lenyapnya radikalisme. "Kita harus tetap waspada, karena radikalisme sudah ada sejak dulu dan akan terus ada. Persoalannya adalah apakah radikalisme itu tumbuh subur atau tidak. Ini tergantung bagaimana kita membendungnya," lanjut Kang Said.
>
Said juga mencontohkan kematian Dr. Azahari dan Noordin M Top juga tidak lantas membuat teror di Indonesia berhenti. Keseriusan seluruh elemen masyarakat, utamanya Pemerintah dalam memberangus radikalisme harus terus ditingkatkan.
"Konsistensi dan komitmen menolak radikalisme tidak boleh pudar. Kita tidak boleh berkata lelah untuk menolak ajaran-ajaran radikal," tegas Kang Said.
Menurut Kang Said, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam membatasi ajaran radikal adalah melalui pendekatan konsititusi, pendekatan sosial, dan pendekatan keamanan adalah langkah terakhir.
"Masyarakat harus diingatkan kembali bahwa Indonesia dengan adat ketimurannya adalah bangsa yang santun dan ramah, jauh dari radikalisme. Begitu pula bentuk negara ini adalah NKRI. Ini sudah final. Para pelajar juga harus diperkuat nasionalismenya dengan menjelaskan arti pentingnya Pancasila sebagai dasar negara," lanjut Kang Said.
Selain itu, peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan masyarakat juga tidak boleh diabaikan begitu saja. “Kebodohan dan kemiskinan juga menjadi faktor utama maraknya gerakan-gerakan radikal. Pemerintah tidak boleh hanya menunggu dan menunggu. Tapi harus segera melakukan langkah nyata,” kata Kang Said.
"Setelah pendekatan konstitusi, barulah dilakukan pendekatan keamanan. Syukur alhamdulillah kalau tidak perlu mengambil tindakan keamanan," ujar Kang Said.
Sementara itu, Kang Said juga menilai bahwa Amerika hingga saat ini masih sering melakukan tindakan-tindakan radikal. “Penyerangan-penyerangan yang dilakukan Amerika dan menghilangkan nyawa masyarakat sipil di Pakistan, Afganistan, Iraq, dan Libya adalah tindakan yang biadab. Amerika terus menerus melakukan teror, dan ini berbanding terbalik dengan teriakan lantang Amerika dalam usahanya menghilangkan radikalisme,” papar Kang Said. (bil)