Warta

Kang Said: NU Sebagai Media Pemersatu Umat

Rabu, 24 Mei 2006 | 04:39 WIB

Jakarta, NU Online
Sebagai organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) punya peran penting dalam mempersatukan umat. Dengan watak toleransi dan keterbukaaan yang dimiliki, NU kerap menjadi media rekonsiliasi antarumat beragama.

“NU memiliki watak terbuka terhadap segala perbedaan. Karena watak ini dapat menciptakan kelangsungan hidup manusia yang damai, semangat kebersamaan adalah hal penting yang harus diutamakan,” ungkap Ketua PBNU KH Said Agil Siradj kepada NU Online di kediamannya Ciganjur, Jakarta Selatan, Selasa (23/5).

<>

Menyinggung konflik sektarian yang terjadi di dunia Islam, menurutnya, ada propaganda dan konspirasi besar yang diusung oleh Barat untuk menciptakan keretakan sesama umat Islam. Karena itu dia mengingatkan kepada umat Islam di dunia agar bersatu padu menyusun barisan menentang arus globalisasi yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip Islam.

“Dampak globalisasi telah menciptakan suasana dunia Islam kehilangan peradabannya. Padahal sejarah mencatat, globalisasi di dunia Islam sudah ada sejak dulu seperti saat kekhalifahan Bani Abasiyah,” ungkap Kang Said, begitu ia akrab disapa.

“Peradaban itu bukan hanya diklaim oleh umat Islam sendiri, namun juga oleh mereka di luar Islam termasuk di dalamnya adalah seorang orientalis Yahudi Ignas Goldziher,” terang Kang Said.

Ia juga mengungkapkan bahwa dunia berutang besar kepada peradaban Islam yang sempat mengglobal. “Dunia rugi tanpa adanya peradaban Islam,” ungkap sang profesor merujuk kepada salah satu kejayaan dinasti Islam (Dinasti Abbasiyah) yang pernah menguasai dunia.

Dalam kesempatan itu, Said juga mengajak, terutama kepada warga nahdliyin dan dunia Islam untuk menggali kembali peradaban Islam yang sudah tergerus oleh peradaban Barat yang mengglobal. Menurutnya, peradaban Barat perlu diantisipasi karena Barat dinilainya sering “menerapkan kebijakan standar ganda.” (dar)


Terkait