Jakarta, NU Online
Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) diminta memberi perhatian yang lebih besar terhadap perkembangan organisasi di kawasan Indonesia bagian timur.
Hal tersebut dilontarkan oleh para delegasi IPPNU Maluku dalam Konggres XIV IPPNU di Pesantren Darun Najah, Jakarta Selatan, Senin (11/7). Program kerja IPPNU selama ini dinilai hanya terkonsentrasi di Jawa dan Sumatera.
<>"Tidak ada kaderisasi yang serius dari pusat di wilayah Timur. Seolah-olah mereka meragukan keislaman kita," kata Esa Maharesa Divinubun dan PW IPPNU Maluku.
Dikatakan Esa, kaderisasi yang lebih serius di kawasan Indonesia Timur sekaligus sebagai cara untuk menyiarkan Islam yang moderat ala Nahdlatul Ulama. "Pimpinan pusat seharusnya turun. Soal tiket segala macem bisa diatur," kata Esa yang juga disebut-sebut sebagai calon Ketua Umum IPPNU periode berikutnya.
Calon Ketua Umum IPPNU yang lain, Lia Suci Mulyawati dari Banten mengakui kaderisasi IPPNU selama ini memang lemah. Tidak hanya di Kawasan Indonesia Timur, tetapi juga di Jawa dan Sumatera sendiri.
"Ke depan garis koordinasi perlu lebih dispesifikkan lagi. Kita bisa berkordinasi melalui isu-isu nasional terutama dalam hal pendidikan," kata Lia, Ketua PW IPPNU Banten yang pernah menjuarai kontes puteri Banten.
Sementara itu hingga sore hari pukul 16.00 para peserta konggres masih mendengarkan laporan pertangngjawaban pengurus IPPNU periode 2003-2006. Kelambatan itu karena sebelumnya para peserta konggres memperdebatkan aturan sidang selama dua hari.
Sidang pleno pembacaan laporan pertanggungjawaban juga tertunda selama hampir satu jam karena beberapa orang yang ditunjuk sebagai ketua presidium tidak berani memimpin sidang. Panitia pengarah (SC) akhirnya mempersialahkan peserta yang berani untuk maju ke depan memimpin jalannya persidangan. (nam)