Warta

Kelompok Mengatasnamakan Gerakan Pemurnian Khittah Kritik Hasyim

Kamis, 16 Juli 2009 | 08:20 WIB

Jakarta, NU Online
Sebuah kelompok yang mengatasnamakan Gerakan Pemurnian Khittah (GPK) Nahdlatul Ulama (NU) mengkritik KH Hasyim Muzadi. Mereka yang sebagian besar kalangan muda itu menilai, NU di bawah kepemimpinan Hasyim telah melanggar Khittah dengan seringnya melibatkan organisasi dalam politik praktis.

Dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (16/7) siang, GPK NU menyatakan, “Keterlibatan pengurus NU dalam kancah politik praktis sedemikian masif dan terus menerus dari waktu ke waktu.”<>

Mereka menilai, seluruh potensi dan kekuatan NU dikerahkan untuk politik mengejar kekuasaan tersebut. Fenomena itu tampak mengemuka sejak 2004, utamanya saat Hasyim yang ketika itu masih Ketua Umum PBNU, menjadi calon wakil presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri.

Sejak itu pula, pengurus NU terus terlibat dan dilibatkan dalam kancah politik. Disebutkan, di antaranya, di Pilkada Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kasus terakhir adalah Pemilu Presiden (Pilpres) pada 8 Juli lalu.

Khusus dalam Pilpres, menurut Jurubicara GPK NU, Isfah Abidal Aziz, NU terlibat secara struktural mendukung capres-cawapres tertentu. Dan, katanya, “Dalam semua momentum politik itu, NU selalu gagal.”

Padahal, ditegaskan Isfah, NU telah melepaskan diri dari keterlibatan politik praktis sejak 1984. Keputusan itu, imbuhnya, dilandasi pemikiran kuat bahwa politik praktis tidak membuat NU semakin maju.

“Sejak saat itu, NU kembali menjadi organisasi sosial keagamaan, dengan semangat kembali ke Khittah,” terang Isfah yang dalam kesempatan itu didampingi Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Ansor, A. Malik Haramain.

Gerakan itu, dalam rilis yang dibagikan kepada wartawan, mencantumkan sejumlah organisasi. Beberapa di antaranya adalah lembaga dan badan otonom di bawah naungan PBNU, yakni, Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU, Fatayat NU, GP Ansor, Ikatan Pelajar NU, dan Ikatan Pelajar Putri NU.

Tertera pula nama organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Organisasi ini tidak ada kaitan struktural dengan NU. PMII merupakan organisasi kemahasiswaan yang awalnya didirikan NU namun menyatakan independen atau memisahkan diri dari NU pada 1972. (rif)


Terkait