Jombang, NU Online
KH Yusuf Hasyim atau lebih dikenal dengan Pak Ud, Ahad (14/1) malam, sekitar pukul 19.00 WIB, meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif selama hampir dua minggu di RSUD dr Sutomo, Surabaya. Putra terakhir Hadratus Syeikh KH Hasyim Asy’ary dipanggil kehadirat-Nya pada usia ke-78 dan akan di makamkan di makam keluarga Tebuireng, Jombang.
Pak Ud dirawat di rumah sakit dr Soetomo sejak Selasa (2/1) lalu dan langsung ditangani oleh dua dokter spesialis RSUD dr Soetomo, masing-masing Prof Hernowo (ahli internis) dan Prof Dr Aboe Amar Yusuf (ahli syaraf) yang adalah mantan Wakil Ketua PWNU Jawa Timur. Dugaan sementara, terjadi penyumbatan pada tulang belakang. Untuk membuktikannya masih memerlukan foto rontgen, namun hal itu belum bisa dilakukan karena belum memungkinkan.
<>Sejak beberapa waktu terakhir, Komandan Banser Nasinal pertama itu seringkali mengalami kesulitan buang air besar. Dimungkinkan, selain karena faktor usia yang sudah sepuh, dan juga karena seringnya terjatuh
Menurut Irfan Yusuf, salah seorang putra yang rajin menunggui, ayahnya sempat terjatuh cukup parah ketika berlangsung Muktamar NU di Semarang (1979). Sejak itu kesehatannya lambat laun semakin melemah. Dalam Munas dan Kombes NU di Surabaya (Juli 2006) lalu, Pak Ud sempat hadir, meski harus dipapah oleh para santri. Dalam acara itu, ia juga sempat terjatuh ketika hendak makan.
Kesehatan Pak Ud sebelumnya sempat membaik ketika berada di Graha Amerta Dr Soetomo. Namun hal itu tidak berlangsung lama. Karena tekanan darahnya terus memburuk, akhirnya harus dipindahkan ke ruang ICU.
Kiai Muchid Muzadi salah seorang murid Hadratus Syeikh KH. Hasyim Asy’ari yang lebih tua 5 tahun dari Pak Ud bercerita, dua minggu sebelum sakit Pak Ud sempat memintanya untuk datang. “Mungkin karena dia merasa kesepian,” katanya ketika dihubungi NU Online. (sbh/nam)