Warta

Kosovo Umumkan Kemerdekaan, Reaksi Dunia Beragam

Senin, 18 Februari 2008 | 09:29 WIB

Pristina, NU Online
Kosovo, negara baru yang mayoritas penduduknya beragama Islam, Senin (18/2), mengumukan kemerdekaannya dari Serbia, meski memunculkan aksi protes di kota Beograd serta upaya terakhir Rusia yang meminta agar permohonan tersebut di blokir oleh badan dunia, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), serta beragam reaksi dunia internasional.

Puluhan ribu orang di pusat kota Pristina menyambut gembira keputusan parlemen Kosovo yang secara penuh mendukung pemisahan wilayah dari Serbia yang merupakan titik klimaks konflik berkepanjangan yang melanda bekas negara Yugoslavia itu.<>

Pesta perayaan kemerdekaan di pusat kota Pristina berlangsung sepanjang malam hingga dini hari.

Tetapi di ibukota Serbia, Beograd, polisi antihuru-hara menggunakan gas air mata dan alat pentungan, berusaha membubarkan massa yang terdiri dari kelompok anak-anak muda yang melakukan aksi melempar batu ke sejumlah restoran cepat saji "Amerika" serta mendatangi kedutaan besar AS.

Slovenia yang menduduki jabatan ketua dari Uni Eropa mengajukan protes resmi pada Ahad malam kemarin.

Pihak rumah sakit di kota Beograd mengatakan, sedikitnya 50 orang termasuk 20 orang anggota polisi terluka.

Presiden Serbia Boris Tadic mengeluarkan pernyataan, "Serbia telah mengeluarkan sikap dan akan menyikapi secara damai untuk menganulir tindakan yang dilakukan oleh lembaga institusi Kosovo."

Sementara Rusia menyeru agar segera diadakan pertemuan istimewa oleh Dewan Keamanan (DK) PBB guna membahas isu tersebut pada Ahad malam namun gagal memperoleh dukungan yang dapat menyokong seruannya yang bertujuan untuk menyatakan deklarasi Kosovo tidak diakui dan tidak sah.

China Senin menyatakan akan kekhawatirannya atas pernyataan sepihak Kosovo atas "kemerdekaannya" dari Serbia, dan mengingatkan hal itu dapat membawa ke arah yang membahayakan stabilitas wilayah Balkan.

Perdana Menteri Australia Kevin Rudd Senin menyatakan mendukung keputusan Kosovo dan mengatakan pengakuan hubungan diplomatik dari negara baru tersebut akan segera dilaksanakan.

Di wilayah Kosovo di utara, kota Mitrovica, empat buah granat dilemparkan ke arah gedung di mana terdapat kantor PBB dan misi Uni Eropa, namun menurut polisi hanya satu granat yang berhasil meledak. Sejauh ini belum ada laporan mengenai korban cedera maupun jiwa.

Sebelumnya di Serbia sebelah selatan anggota polisi Kosovo menyetop sejumlah mantan anggota militer Serbia yang ingin memasuki wilayah Kosovo menjelang diumumkannya kemerdekaan.

Para anggota parlemen Kosovo secara penuh memberikan suara bagi deklarasi kemerdekaan Kosovo lepas dari ikatan dengan Serbia selama ini.

Namun parlemen Kosovo juga menyatakan akan menjunjung tinggi dan melindungi hak-hak semua kelompok yang ada di masayarakat yang mengacu kepada etnik Serbia, kelompok minoritas di Kosovo yang berjumlah 2 juta.

"Kami kini menjadi satu negara yang merdeka, berdaulat dan demokratis," kata ketua parlemen Kosovo Jakup Krasniqi seperti dilaporkan sumber Antara.

AS, dan Uni Eropa segera mengakui negara baru tersebut. "Dalam hal Kosovo maka posisi kami adalah status Kosovo harus dsesuaikan dalam rangka mencapai stabilitas di wilayah Balkan," kata Presiden George W.Bush.

Kemerdekaan membawa wilayah tersebut pada akhir gerakan untuk memisahkan diri sejak runtuhnya Yugoslavia dan komunisme di Eropa tahun 1990-an yang merupakan pergolakan dan konflik yang paling buruk sejak Perang Dunia II.

Sekitar 10 ribu orang meninggal pada perang Kosovo yang berlangsung antara 1998-1999 di mana pasukan Serbia berusaha mengendalikan etnik Alabania.

Serangan udara NATO terhadap orang kuat Slobodan Milosevic yang menghentikan konflik di wilayah itu dan pemerintahan di ambil alih oleh PBB.

Deklarasi itu juga menandai dimulainya masa transisi 120 hari dan mulainya penempatan 2 ribu anggota polisi Uni Eropa serta tim hukum yang membantu Kosovo melewati masa transisi.

Presiden Kosovo Fatmir Sejdiu menyeru kepada seluruh negara di dunia agar mengakui kemerdekaan Kosovo.

Uni Eropa terpecah menjadi dua dalam menyikapi kemerdekaan Kosovo. Inggris, Perancis, Jerman dan Itali akan memberikan pernyataan resmi pengakuan pada Senin ini juga.

Sementara Yunani, Cyprus, Romania, Slovakia, Spanyol dan Bulgaria menentang kemerdekaan. (dar)


Terkait