Jakarta, NU Online
Musim hujan dan tingginya pasang air laut yang diperkirakan akibat pemanasan global telah membuat banyak warga yang tinggal di pantai. Para penduduk yang tinggal di Kamal Muara selama dua minggu ini terpaksa hidup ditengah-tengah banjir.
Untuk membantu meringankan penderitaan warga Kamal Muara, khususnya di RW 01 dan RW 04 Kamal Pelelangan, Lazis NU mengirimkan bantuan sembako yang terdiri dari 56 dus indomie, 105 dus aqua, 90 potong sarung dan 4 kardus susu bayi.
<>Bantuan tersebut diterima oleh Takmir Masjid Al Huda Sahlani pada Sabtu siang (8/12). “Kami sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh NU,” katanya.
Sumbangan sebanyak satu truk tersebut ditempatkan di Masjid Al Huda yang selanjutnya akan dibagi-bagikan kepada warga yang masing kebanjiran. Warga juga sudah mendapatkan pengobatan gratis dari sebuah partai, namun belum ada respon yang memadai dari pemerintah.
Dikatakan oleh Rais Ranting NU Kamal Muara ini bahwa banjir sebenarnya merupakan hal yang sering terjadi saat air laut pasang, namun kali ini merupakan banjir tertinggi yang dialaminya sejak tahun 1975 ketika ia mulai menetap disana.
“Kami harap pemerintah segera membuat tanggul-tanggul agar air laut tidak masuk karena tanggul yang ada sudah banyak yang rusak,” harapnya.
Saat banjir, biasanya warga mengungsi ke Masjid, namun kali ini masjid pun ikut banjir dengan ketinggian selutut orang dewasa sehingga warga terpaksa kembali mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. SMP terpaksa diliburkan untuk digunakan sebagai tempat pengungsian sementara gedung SD dan Madrasah libur tiga hari karena kebanjiran.
Di daerah-daerah yang lebih rendah, banjir masih setinggi lutut, namun untuk lokasi yang lebih tinggi banjir hanya tinggal di jalanan dan tidak masuk dalam rumah. Warga juga sudah pulang ke rumahnya masing-masing dan beraktifitas seperti biasanya. (mkf)