Warta

Lima Guru Amerika Serikat Pelajari Kurikulum Pendidikan Pesantren

Kamis, 16 Juli 2009 | 03:43 WIB

Ambon, NU Online
Lima orang guru perempuan dari lima kota berbeda di Amerika Serikat (AS) akan mempelajari manajemen pendidikan pesantren pada sejumlah pesantren di Yogyakarta.

"Mereka akan tinggal selama sepekan untuk mempelajari proses belajar-mengajar serta kurikulum pendidikan yang diterapkan pada beberapa pondok pesantren di Yogyakarta," kata Director AsiaPacifiCed Program East-West Center, Namji Steinemann, di Ambon, Rabu (15/7).<>

East-West Center, adalah lembaga penelitian dan pendidikan Amerika Serikat berpusat di Hawaii, yang didirikan oleh Kongres AS pada tahun 1960. Lembaga itu bertugas untuk menciptakan terwujudnya pengertian dan pemahaman antarbudaya negara-negara di Amerika dan Asia Pasifik.

Lembaga ini sangat tertarik dengan pola pendidikan pesantren yang diterapkan di Indonesia dan ingin dikembangkan di negara lain.

Lima orang guru wanita dari lima kota berbeda di AS, yaitu Barbara Laman asal New York, Charoline Aloxopeus asal Conneticut, Sussana Bunchan asal Michigan, Susan Milos asal California dan Judith Carter asal Georgia.

Selama tinggal di pesantren, mereka juga akan berusaha untuk mengenal lebih jauh pola kehidupan para santri di setiap pesantren, guna dijadikan bahan untuk dibagikan kepada para guru dan siswa di Amerika setelah mereka kembali.

Selain tinggal selama sepekan di pesantren, Namji Steinemann bersama lima orang guru itu juga akan mengunjungi yayasan milik Romo Mangun guna mempelajari berbagai hal yang dikembangkan di yayasan tersebut.

"Kami juga akan bertemu para akademisi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) serta berdialog dengan tokoh-tokoh politik guna membuka wawasan kami tentang kondisi politik di Indonesia," kata dia.

Berbagai hal yang dilakukan ini, menurut Steinemann, tidak lain adalah untuk menunjukkan bahwa sebenarnya bangsa Indonesia bisa berkembang atas inisiatif dan idenya sendiri dan bukan ide impor dari negara lain.

Namji Steinemann, bersama lima guru wanita dan berbagai wilayah di Amerika itu berada di Ambon selama empat hari dalam rangka memfasilitasi program Partnership for Schools Indonesia, yang melibatkan 25 siswa SMP Kristen Rehoboth dan 25 santri Pesantren Darul Quran Al-Anwariyah, Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon, Maluku Tengah dalam sebuah pertemuan dan interaksi sosial secara bersama. (ant/rif)


Terkait