Warta

LP Maarif Selenggarakan Pelatihan Vokasional di Aceh

Ahad, 15 Januari 2006 | 13:35 WIB

Jakarta, NU Online
Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para guru dan tenaga administrasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Aceh, khususnya di bidang komputer, Lembaga Pendidikan Maarif bekerjasama dengan Hans Seidel Foundation dari Jerman menyelenggarakan pelatihan komputer kepada 30 guru dan instruktur SMK pada 15-28 Januari 2006 di Banda Aceh.

Program tersebut merupakan bagian dari pelatihan vokasional atau pelatihan untuk peningkatan ketrampilan bagi 120 guru dan instruktur SMK dengan materi berupa komputer, elektronik audio  visual, otomotif dan listrik instalasi. Selain itu, juga terdapat pengayaan materi sains dalam bidang fisik dan matematika bagi 60 guru SMA dan MA.

<>

”Pelatihan vokasional penting dalam pendidikan dan kemajuan di Indonesia karena skill dan kemampuan teknologi akan memberi nilai tambah bagi masyarakat,” tandas ketua program Aceng Abdul Aziz kepada NU Online.

Dikatakannya bahwa Jerman dapat menjadi negara yang maju karena pendidikan disana sangat bertumpu pada penguasaan skill sehingga negara tersebut dapat memiliki industri yang berhasil menguasai dunia.

HSFI telah banyak membantu pengembangan pendidikan kejuruan di Filipina dan Cina sejak 20 tahun lalu. Model pendidikan kejuruan telah merubah wajah kedua negara tersebut.

Para guru dan instruktur tersebut dipilih secara random dari seluruh NAD dengan mempertimbangkan tingkat kebutuhan ketrampilan daerah setempat. Pelatihan yang akan berlangsung sampai dengan Maret 2006 tersebut akan dibagi dalam 4 angkatan sedangkan untuk program pengayaan akan berlangsung dalam dua angkatan.

Dengan berbagai macam metode pengajaran seperti diskusi, demonstrasi, visualisasi, praktikum, penugasan individu dan kelompok, mereka akan menempuh 120 jam pelajaran atau dua minggu yang bertempat di Banda Aceh. ” Diharapkan mereka dapat meningkatkan pengetahuan mereka tentang komputer, menjalankan berbagai program sampai troubleshooting komputer,” imbuhnya.

MoU kerjasama ini telah ditandatangani pada 13 Desember antara KH Hasyim Muzadi yang mewakili PBNU dengan Direktur HSFI, Christian J. Hegemer. Kerjasama dengan HSFI itu sebetulnya sudah terjalin sejak 2 tahun silam. Hal itu bermula ketika 2 tahun lalu PBNU berkunjung ke Jerman dalam rangka membicarakan persoalan keamanan, pendidikan, pelayanan umum.

Namun, untuk awalan kerjasama ini dilakukan dalam bidang pendidikan, yakni peningkatan kualitas pendidikan di Aceh. Jika proyek senilai 180 ribu Euro atau sekitar 2 Milyar Rupiah itu berhasil maka akan dilanjutkan pada bidang yang lain seperti persoalan keamanan, pelayanan umum, ekonomi, dll. 

“Saya berharap semuanya dapat bekerja sungguh-sungguh untuk Aceh, bangsa dan kemanusiaan. Jika proyek ini berhasil maka akan mendapat bantuan secara permanen,” terang Hasyim seusai penandatanganan MoU tersebut.(mkf)


Terkait