Mahasiswa yang Lulus Seleksi akan Diberangkatkan Setelah Lebaran
Kamis, 5 Oktober 2006 | 09:35 WIB
Jakarta, NU Online
Para calon mahasiswa Indonesia yang mengikuti program strata satu (S-1) pada International University of Africa, Sudan, dan telah lulus seleksi yang diadakan selasa (3/10) lalu akan diberangkatkan setelah lebaran Idul Fitri. Perkuliahan baru dimulai awal November 2006 nanti.
“Kami sangat bahagia dengan kerjasama ini. Kami berharap ini menjadi langkah yang baik untuk mempererat hubungan antara Kudutaan Sudan dengan ormas-ormas Islam di Indonesia,” kata Sekretaris Dua Bidang Kerjasama Kebudayaan dan Informasi Kedutaan Besar Sudan El Rayh A. El Mahdi kepada NU Online di kantor Kedubes Sudan, Jakarta, Kamis (5/10).
<>Dikatakan El Rayh, program pertukaran mahasiswa itu diharapkan dapat menghasilkan perkembangan yang baik dalam kerangka hubungan antara bangsa-bangsa Islam.
5 dari 30 mahasiswa yang dikirim ke Sudan merupakan perwakilan dari organisasi Nahdlatul Ulama (NU), yakni Muhibbul Jamil (jember), Abdussalam (Cirebon), Karimullah (Jakarta Timur), Aang Mudhi Gozali (Tasik Malaya) yang kesemuanya memilih fakultas syariah, dan Ulfiyatul Abidah (Jakarta Barat) pada fakultas tarbiyah.
“5 Kader NU ini sedianya dipersiapkan untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya dari para syekh di sana, terutama ilmu-ilmu yang tidak dipelajari di sini. Diharapkan tidak hanya sampai S-1 tapi sampai S-3 dengan hasil yang baik,” kata HM. Dawam Sukardi Koordinator Pelaksana Biro Urusan Beasiswa Timur Tengah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Selain bebas biaya kuliah para calon mahasiswa dari Indonesia mendapatkan fasilitas berupa asrama, makan-minum dan kebutuhan sehari-hari, buku-buku kuliah. Pada hari-hari liburan para mahasiswa yang memenuhi standar penilaian akan mendapatkan bonus uang saku.
Saat ini para calon mahasiswa sedang menyelesaikan persyaratan teknis seperti pemeriksaan kesehatan, pengurusan paspor dan visa serta penandatanganan perjanjian atau kontrak belajar.
“Ada persyaratan yang sangat baik dan harus ditandatangani oleh para mahasiswa dari Indonesia, yakni para mahasiswa tidak boleh tinggal bersama dalam satu asrama dengan rekan senegaranya. Ini penting agar mereka dapat mengenal banyak budaya dari negara-negara Islam yang lain. Kalau ingin berorganisasi ya di luar asrama,” kata Dawam. (nam)