Majalah “Al-Azhar” Bahas Peran NU dalam Upaya Perdamaian Dunia
Jumat, 3 Oktober 2008 | 06:12 WIB
Majalah “Al-Azhar” edisi Oktober 2008, secara khusus membahas peran Nahdlatul Ulama (NU) dalam upaya membantu perdamaian dunia. Konferensi Ulama dan Cendekiawan Muslim se-Dunia (ICIS) ke-3 yang digelar NU di Jakarta awal Agustus lalu, menjadi laporan utama majalah terbitan Dewan Penelitian Al-Azhar, Kairo, Mesir, itu.
Peneliti Utama pada Dewan Penelitian Al-Azhar, Prof Atief Mustafa, dalam kolomnya, mengulas pemikiran dan gagasan Ketua Umum Pengurus Besar NU KH Hasyim Muzadi. Upaya NU memberikan sumbangsih menyosialisasikan perdamaian dunia, tulis dia, merupakan langkah tepat.<>
Umat Islam saat ini dinilai tengah menghadapi masalah yang sangat komplek; ekonomi, politik, sosial dan budaya. Persoalan yang paling ditekankan agar segera diselesaikan adalah kekerasan di berbagai belahan dunia seperti di Palestina, Irak, Sudan, Pakistan, dan lain-lain.
Hasyim yang juga Sekretaris Jenderal ICIS, tulis Atief, memberikan solusi bahwa perpecahan-perpecahan di beberapa negara Islam tidak mungkin terselesaikan tanpa memahami dahulu ‘akar’ persoalannya.
“Sentimen agama bukanlah merupakan faktor tunggal yang memicu perpecahan, melainkan faktor ekonomi-politik, seperti, kemiskinan dan ketidakadilan social merupakan faktor determinan yang harus dihadapi,” tulis Atief, seperti dilaporkan Kontributor NU Online, Aan Zainul Anwar, dari Kairo, Jumat (3/10)
Pada bagian lain, Ketua Liga Universitas Arab Prof Ja'far Abdussalam, memberikan pandangan atas hasil ICIS ke-3 yang tertuang dalam “Pesan Jakarta”. Ia berharap, pertemuan itu mampu menyatukan pandangan dalam memberantas kezaliman dan mewujudkan perdamain.
Ia sependapat bahwa agama bukan merupakan faktor utama yang memicu pertikaian, melainkan penafsiran terhadap agamalah yang menyebabkan umat Islam terpecah-belah,” tulis Ja'far.
Ja'far yang juga merupakan salah satu peserta ICIS ke-3 dari Mesir mengaku kagum terhadap nilai-nilai adiluhung seperti toleransi, moderatisme, keadilan, prinsip permusyawaratan dan kebebasan berpendapat yang menjadi jargon NU.
Majalah Al-Azhar, selain dijual di Mesir, juga disebarluaskan di kawasan Timur Tengah, Asia Tengah, Eropa dan Amerika. (rif)