Menyusul aksi penyerangan massa Front Pembela Islam (FPI) terhadap aktivis Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) di Jakarta, Ahad (1/6) lalu, Jawa Timur bergolak. Di provinsi yang sebagian besar masyarakatnya warga Nahdlatul Ulama (NU) itu, desakan pembubaran FPI semakin menguat.
Di Banyuwangi, Majelis Dewan Syura FPI setempat, KH Samsul Ma'arif, secara resmi menyatakan mundur dari kepengurusan. Ia mengaku tidak simpatik dengan aksi kekerasan yang sering dilakukan FPI.<>
Pernyataannya itu disampaikan dalam pertemuan antara beberapa elemen masyarakat, seperti, Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Pagar Nusa, Barisan Ansor Serbaguna (Banser), beberapa anggota Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Pertemuan itu digelar di kantor Pengurus Cabang NU Banyuwangi di Jalan Ahmad Yani, Rabu (4/6).
Di Probolinggo, puluhan massa yang menamakan "Pembela Gus Dur" menggeruduk rumah Ketua FPI setempat, Habib Lutfi. Massa juga merusak rumah Habib Lutfi karena tak terima pernyataan Ketua FPI pusat, Habib Riziq Shihab, yang dinilai menghina mantan presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Massa yang dipimpin Mohammad Sofyan Huzaeni, Ketua PAC PKB Kraksaan, mengancam agar Habib Lutfi membubarkan FPI saat itu juga. Beruntung, aksi kemarahan warga ini bisa diredam polisi.
Di Blitar, FPI setempat didesak bubar oleh Front Pembela Kebangkitan Bangsa (FPKB). FPI diberi tenggat waktu untuk membubarkan diri hingga Rabu (4/6), pukul 21.00 WIB. Jika tidak dipenuhi, massa mengancam akan membubarkan paksa.
Ketua FPKB Blitar, Muhson, meminta pada pihak kepolisian untuk meniadakan seluruh aktivitas serta menghapus FPI di kotanya. "Kami juga tidak terima dengan penghinaan yang dikatakan Habib Rizieq pada Gus Dur," katanya.
Sementara, di Sumenep, massa yang mengatasnamakan Aliansi Anti Kekerasan (AAK) berunjuk rasa membakar bendera serta atribut kebesaran FPI. Mereka juga membawa poster yang bertuliskan kecaman terhadap FPI karena dinilai telah merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
"Tidak ada toleransi, FPI wajib dibubarkan dan pimpinannya sudah layak ditangkap karena telah mengerahkan anak buahnya untuk bersikap anarkis dan menyerang orang-orang tak berdosa di Jakarta," tegas Ketua Garda Bangsa Kabupaten Sumenep, H Khomaidi dalam orasinya.
Massa mengancam akan melakukan sweeping terhadap anggota FPI yang ada di Madura. "Mulai detik ini, AAK akan melakukan sweeping terhadap anggota FPI. Selama tidak kembali kepada jalan yang benar, maka akan diserahkan kepada petugas sebelum melakukan aksi anarkis lanjutnya," janjinya.
Di Bangkalan, massa Front Penyelamat Keutuhan Bangsa (FPKB) membakar atribut berlogo FPI seperti rompi, bendera serta poster. Koordinator aksi, Ahmad Zubairi mengatakan, sikap aktivis FPI sama dengan preman dan sudah layak untuk ditangkap dan dibubarkan karena bertentangan dengan Pancasila dan agama.
Di Surabaya, aparat kepolisian menjaga sekitar kediaman keluarga Ketua FPI setempat, Al Habsy, di Jalan Raya Wonosari. Polisi juga mengevakuasi keluarga Al Habsy ke tempat yang dirahasiakan. (dtc/sbh)