Majelis Muslim Mumbai, India, memutuskan menolak dan tidak mengizinkan penguburan jenazah 9 teroris yang tewas dalam pengepungan Mumbai, di Pemakaman Marine Lines Bada Qabrastan.
Majelis mengatakan, pihaknya akan mengirimkan pesan kepada semua pemakaman di India bahwa tak satu pun jenazah mereka diizinkan dikuburkan di tanah India.<>
Bhai Jagtap, seorang anggota Kongres MLA dari daerah pemilihan VP Road-JJ, mengatakan bahwa beberapa organisasi muslim telah dihubungi dan memintanya agar jenazah para teroris itu tidak akan dikuburkan di pemakaman mana pun di India. Demikian laporan suratkabar Times of India.
"Mempertimbangkan perasaan mereka, saya berusaha menghubungi Wakil Perdana Menteri R.R. Patil dan para pemimpin senior lainnya. Saya akan ajukan pesan ini kepada pemerintah negara bagian," kata Jagtap.
Dewan pemerintah telah menyerahkan sepucuk surat kepada Pekamanan Marine Lines sehubungan masalah tersebut. Pada 2003, seorang warga Pakistan yang tewas dalam suatu pertempuran dimakamkan di satu pekuburan Mumbai.
Saat itu, telah diputuskan tidak akan mengizinkan penguburan teroris karena serangan. Namun, organisasi-organisasi muslim lainnya belum menerima keputusan tersebut.
India juga telah menyerukan kepada Pakistan agar menyerahkan sejumlah tersangka gerilyawan, termasuk kepala kelompok gerilyawan yang dituduh melakukan serangan-serangan pekan lalu di Mumbai.
Permintaan tersebut dilakukan Dutabesar India di Islamabad, Satyabrata Pal, dalam pertemuan dengan para diplomat senior Pakistan Senin, kata sumber-sumber itu.
Orang-orang yang diminta oleh New Delhi termasuk Hafeez Sayeed, ketua Lashkar-e-Taiba, kelompok gerilyawan berpangkalan di Pakistan yang menjadi fokus pemeriksaan dalam serangan-serangan di Mumbai, yang menewaskan 188 orang.
Sementara, dari Mumbai, AFP melaporkan bahwa jumlah korban yang tewas dalam gelombang serangan terkoordinasi di kota India barat, Mumbai, Rabu lalu mencapai 188 orang, kata pihak kepolisian setempat, Selasa.
Sekitar 313 orang lainnya cedera ketika kelompok gerilyawan tersebut menyerang sejumlah sasaran di ibukota keuangan negara itu, termasuk dua hotel mewah, Trident/Oberoy dan Taj Mahal, Rabu malam. Pengumuman kepolisian India ini sebagai ralat berita sebelum yang menyebutkan 195 orang karena beberapa korban yang tewas di rumah sakit 'dihitung ulang'. (ant/dar)