Kediri, NU Online
Massa Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menggelar aksi keprihatinan di halaman kantor PT Pos Indonesia di Jalan Mayjen Sungkono, Kediri, Jawa Timur, Jumat.
Puluhan pengunjuk rasa yang mengaku sebagai konstituen anggota Fraksi PKB DPR-RI, Ali Masykur Moesa itu, meminta konflik yang terjadi di tubuh partai berlambang jagat itu, segera diakhiri.
<>"Kami khawatir, konflik antar elit di tubuh PKB itu akan merembet hingga ke akar rumput," kata Saifudin Zuhri, selaku koordinator lapangan dalam aksi tersebut.
Mereka juga meminta kepada Ali Masykur Moesa untuk tidak tergiur menjadi Ketua Tanfidz DPP PKB menggantikan Muhaimin Iskandar yang dipecat.
"Dalam situasi politik yang tidak normal seperti sekarang ini, sangat sulit membedakan antara dukungan dan niat busuk untuk menjatuhkan. Tidak ada jaminan atau garansi politik dari penguasa PKB sekarang (Gus Dur-Yeni Wahid) bahwa Cak Ali Masykur tidak akan diperlakukan sama seperti ketua-ketua umum DPP PKB sebelumnya," kata Zuhri dalam orasinya.
Konflik yang terjadi di PKB saat ini, justru menjadi malapetaka bagi partai yang didirikan para ulama dan membuat kelompok-kelompok lain di luar PKB bersorak-sorai.
"Oleh sebab itu, segera akhiri konflik ini sebelum berlarut-larut seperti yang sudah-sudah," kata Saifudin Zuhri mengingatkan.
Selain berorasi, massa menyuguhkan tarian jaranan, kesenian yang berasal dari Kediri yang menggambarkan dua ekor kuda sedang beradu kepala.
Massa juga mengusung spanduk dari kain putih bertuliskan "Cak Imin, Jangan Mau Jadi Timbal Politik Yenni Wahid".
Setelah itu, sebagian diantara para pengunjuk rasa itu mengirimkan surat pernyataan keprihatinan melalui pos yang ditujukan kepada DPP PKB di Jakarta. (ant/tob)