Tokoh sepuh (senior) Nahdlatul Ulama (NU) KH Muchith Muzadi meminta kepada petinggi NU struktural agar memiliki perhatian lebih terhadap kalangan pelajar, utamanya pelajar madrasah tsanawiyah dan madrasah aliyah. Sebab, pelajar adalah penerus perjuangan NU di masa mendatang.
“Ini (pelajar) modal sangat penting. Kalau tidak kita openi (rawat), mereka akan di-openi orang lain,” terang Mbah Muchith—begitu panggilan akrabnya—saat hadir pada pelantikan dan sarasehan yang digelar Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar NU Surabaya di Rumah Makan Taman Sari Indah Surabaya, Jawa Timur,<> Ahad (13/7) kemarin.
Kakak kandung KH Hasyim Muzadi (Ketua Umum Pengurus Besar NU) itu menjelaskan, para pelajar yang masih berusia muda punya masa depan panjang. Hal itulah yang bisa diharapkan sebagai penerus perjuangan.
Atas dasar itulah, ia mengaku lebih tertarik menghadiri undangan acara yang digelar kalangan muda, terutama IPNU. “Terus terang, saya lebih senang diudang IPNU dari pada diundang syuriyah,” jelasnya. Karena itu, ia siap membina anak-anak muda NU, khususnya pelajar.
Pada bagian lain, Mbah Muchith meminta kepada kalangan Nahdliyin (sebutan untuk warga NU) untuk lebih memahami konsep Khittah NU 1926. Menurutnya, mempelajari dan memahami konsep itu wajib hukumnya. Karena di dalam naskah Khittah itulah tergambar sosok NU yang sesungguhnya, akidah maupun jamiyah (organisasi).
“Setiap orang NU wajib pernah membaca naskah Khittah, meskipun hanya satu kali seumur hidup,” tegas Mbah Muchih.
Ia juga menyesalkan masih adanya orang NU yang suka mengritiki Khittah, sementara dia belum pernah membaca naskahnya. Apalagi, mereka yang baru masuk NU sudah punya keinginan untuk mengajari NU. (sbh)