Warta

Media Islam harus dengan Modal Besar

Rabu, 20 Oktober 2010 | 10:33 WIB

Jakarta, NU Online
Eksistensi media sekarang ini tidak terlepas dari ketergantungan modal yang kuat. Modal yang besar akan menjadikan kelangsungan semua media juga media Islam itu juga kuat. Karena itu sulit jika hanya dengan semangat idealisme atau ideologi, sebuah media akan bertahan tanpa dibarengi dengan orientasi bisnis, yang akan menghidupi media itu sendiri.

Ada beberapa perbandingan sederhana terhadap kelangsungan media Islam tersebut. Misalnya majalah Panji Masyarakat, Umat, Sabili dan lain-lain. Panji dan Ummat sudah tutup. Tinggal Sabili, yang mungkin mengalami kesulitan dana. Demikian pula media Islam yang lain. “Jadi, tanpa modal yang kuat sulit akan berkembang sekarang ini,”kata mantan wartawan Majalah Ummat Ahmad Baso di Jakarta, Rabu.<>

Namun, anggota Komnas HAM itu menilai apakah media itu dalam arti Islam simbolis atau substantive, di mana eksistensinya itu tidak bisa diukur apakah oplahnya besar atau kecil, bahkan sudah tutup. Besar kecilnya oplah dan jumlah pembaca itu tidak mencerminkan bahwa media itu diterima atau tidak oleh masyarakat. Yang pasti katanya, kelangsungan media itu tetap akan tergantung terhadap kuatnya modal.

Oleh sebab itu, jika tetap harus memperjuangkan idealisme atau ideologi, sebaiknya membuat media berdasarkan segmentasi. Yaitu ada yang hanya berorientasi ideology dan idealisme, umum, bisnis, ekonomi, hiburan dan lain-lain. Katanya, “Dengan segmentasi tersebut, maka media yang satu secara pendanaan bisa membantu media yang lain. Sehingga saling menghidupi dan bukan saling mematikan. Media NU pun harus demikian.”

Dan, segmentasi itu bukan berarti menghalalkan segala cara. Misalnya dengan memasukkan berbagai jenis iklan. Seperti iklan rokok, minuman keras, perjudian, prostitusi dll. “Sebagai satu perbandingan, saya kira media Islam mana pun tidak bisa disejajarkan dengan Kompas, Majalah Tempo, Jawa Pos dll. Media ini eksis karena modal yang kuat,” tutur pengurus Lakpesdam NU ini.(amf)


Terkait